TEMPO Interaktif, Jakarta - Harga minyak kembali melonjak seiring naiknya indeks bursa utama dunia setelah tekanan jual melanda pasar komoditas dari akhir pekan kemarin.
Harga minyak untuk antaran September pada perdagangan Selasa (18/8) waktu setempat menguat US$ 2,44 menjadi US$ 69,19 per barel di New York Mercantile Exchange. Di pasar Asia pagi ini harga minyak kembali melonjak menjadi US$ 70,23 per barel. Di pasar London harga minyak Brent juga naik US$ 1,82 menjadi US$ 72,37 per barel diICE Futures exchange.
Di tengah beragamnya data ekonomi, harga minyak justru memberikan kejutan dimana sebelumnya jatuh lebih dari 5 persen dalam dua hari perdagangan. Namun harga gas alam justuru kembali tutun dalam sembilan hari berturut – turut.
“Harga minyak menguat mengikuti pergerakan pasar yang berbalik arah karena optimis bahwa ekonomi sudah memasuki tahap pemulihan,” ujar Phil Flynn dari PFGbest Research.
Harga timah juga kembali jatuh dalam tiga hari berturut turut setelah data penjualan perumahan AS turun dibawah perkiraan sebelumnya. Penjulan perumahan turun 1 persen menjadi 581 ribu ini merupakan penuruan pertamanya dalam tiga bulan terakhir, menurut pejabat Departemen Perdagangan.
Pembanguan rumah merupakan pengguna timah terbesar di AS, dalam satu instalasi rata – rata membutuhkan 181 kilogram baik untuk pipa dan peralatan lainnya yang berasal dari logam, menurut data dari Asosiasi pedagang timah AS.
Harga timah untuk antaran esember jatuh 1,1 persen (0,4 persen menajdi US$ 2,7745 per pound di New york Mercantile Exchange. Namun di London timah justru terus menguat 0,5 persen menjadi US$ 6,08 pe metric ton.
“Pagi ini, turunnya laju inflasi dibawah ekspektasi serta jatuhnya penjualan rumah membuat penguatan harga timah kembali tertahan,” kata Ralph Prestin analsi dari Heritage West Futures Inc.
AP | BLOOMBERG | VIVA BK