“Untuk nominal tarnsaksi yang berhasil didapatkan memang cukup kecil,” kata Ketua Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) Surakarta, David Wijaya. Hanya saja, pihaknya memang tidak menerapkan target penjualan dalam pameran yang diikuti oleh belasan perusahaan eksportir mebel tersebut.
Tujuan pameran tersebut merupakan upaya dari pengusaha skala ekspor untuk memperkenalkan produknya di pasar lokal. Selama ini perusahaan peserta pameran hanya fokus melakukan penjualan ke luar negeri. “Karena hingga saat ini pasar ekspor masih belum membaik,” ucap David.
Ia optimistia pasar domestik sebenarnya masih berpeluang untuk digarap oleh pengusaha mebel. Pada krisis ekonomi 1997 lalu, pengusaha mebel berbondong-bondong menyerbu pasar ekspor. “Pasar domestik justru ditinggalkan,” ujarnya. Akibatnya, justru banyak perusahaan mebel luar negeri yang menyerbu Indonesia. “Kita harus berhasil kembali merebut pasar dalam negeri,” tutur David.
Ia berkilah, tingkat kunjungan yang sangat minim dalam pameran tersebut lantaran masyarakat belum mengenal keberadaan gedung yang diresmikan pada awal tahun lalu itu. Saat ini, pihaknya tengah mempertimbangkan akan memperpanjang kegiatan pameran tersebut yang sedianya berakhir pada 21 Agustus 2009, diperpanjang hingga 13 September mendatang. “Kebetulan ada momen menjelang Lebaran,” katanya.
Pameran Asmindo Great Sale 2009 diikuti oleh sedikitnya 17 perusahaan eksportir mebel yang terdiri atas 24 gerai. Dari sekian banyak perusahaan, hanya sepuluh saja yang berhasil melakukan transaksi, baik secara tunai maupun sistem order langsung di tempat.
AHMAD RAFIQ