TEMPO Interaktif, Mataram - Padang savana Gunung Rinjani seluas 300 hektare terbakar sejak Rabu (19/8) siang. Penyebabnya diduga berasal dari api unggun para pemburu atau puntung rokok.
Terbakarnya ilalang setinggi pinggang manusia tersebut akibat mengeringnya tumbuhan pada puncak musim kemarau, yang setiap tahun memang berpotensi terjadi di sana.
Lokasi kebakaran berada di selatan Gunung Barujari atau di atas bibir kaldera yang berjarak sekitar 500-an meter dari tepi Danau Segara Anak di kawaian Rinjani tersebut.
Lokasi terdekat berada di Lendang Kepundung, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. Api dikawatirkan merusak hutan pohon cemara, bangsal (bakbakan), bunga edelweis. Kebakaran juga mengancam musnahnya rusa (sebutan lokal: mayung), kijang (senggak), burung punglor (tempang), elang dan tekukur.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Rinjani di Sembalun, Mutaharlin, mengatakan kebakaran tersebut diduga ulah para pendaki dan pemburu lokal. Selain berburu, mereka juga melakukan kegiatan tradisi mandi air panas serta memancing di Danau Segara Anak.
"Biasanya yang bandel itu orang lokal, bukan pendaki wisatawan," katanya kepada Tempo, Kamis (20/8) pagi.
Kebakaran yang berada di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut tersebut tidak mungkin bisa diatasi dengan menyemprotkan air karena jauh dari lokasi pemukiman penduduk dan biasanya berhenti dengan sendirinya.
"Kalau sudah terbakar ya tunggu saja berhenti dengan sendirinya," ucap Mutaharlin.
Menurut Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah II Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Lalu Moh.Fadli kepada Tempo, tim kesatu sebanyak 30 orang diberangkatkan melalui pos Sembalun dari arah sebelah timur dan tim kedua 20 orang melalui arah selatan jalur Timbanuh - Cemara Rompes dan Gunung Bendera sekitar perjalanan pendakian delapan jam.
Mereka terdiri dari kelompok masyarakat, TNI dan Dinas Kehutanan. "Mereka dibekali jet shooter berupa kantong air dan kopiok semacam cangkul pegangan karet," ujar Fadli.
SUPRIYANTHO KHAFID