TEMPO Interaktif, Cianjur - Sejumlah warga di Kampung Cicadas Kidul, Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, saat ini terpaksa memanfaatkan air bekas limbah perumahan untuk keperluan mandi, cuci, kakus (MCK). Kondisi ini terjadi akibat musim kemarau berkepanjangan di mana sumber air yang biasa dipergunakan sudah kering kerontang.
Kesulitan mendapatkan air bersih dirasakan warga setempat sejak tiga bulan terakhir atau sejak memasuki musim kemarau tahun ini. Tak sedikit di antara warga yang terpaksa mencari sumber air bersih dari wilayah lainnya, maupun memanfaatkan air selokan di wilayah itu.
Bahkan, saking sulitnya mendapatkan air bersih, tak sedikit pula masyarakat yang memanfaatkan air bekas limbah rumah tangga untuk keperluan MCK. Akibatnya, tak jarang ada sejumlah warga yang mengaku menderita gatal-gatal setelah memanfaatkan air bekas limbah rumah tangga tersebut.
Seperti diungkapkan Yayah, 50 tahun, warga setempat. Yayah mengaku terpaksa menggunakan air bekas limbah rumah tangga, saking sulitnya mendapatkan sumber air bersih. Sulitnya masyarakat mendapatkan air bersih, membuat mereka tak lagi memikirkan dampak yang ditimbulkan dengan memanfaatkan air kotor tersebut.
"Kami sangat kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari. Ya, terpaksa kami memanfaatkan air limbah bekas rumah tangga untuk keperluan sehari-hari," kata Yayah, Kamis (20/8).
Kondisi itu menjadi pemandangan biasa sehari-hari di wilayah tersebut. Selain memanfaatkan air bekas limbah rumah tangga, ada sebagian di antaranya yang menggunakan air sungai, meskipun sedikit bau dan kotor. "Ya, kami bingung mesti gimana lagi. Daripada kami kekurangan air, mendingan memanfaatkan air yang ada, meskipun keadaannya kotor dan tak layak digunakan," imbuh dia.
Untuk mengambil air bekas limbah perumahan di wilayah sekitar, warga rela berjalan menempuh jarak dua hingga tiga kilometer dari rumahnya. Sedangkan, kebutuhan untuk air minum sehari-hari, warga harus mencarinya ke desa-desa tetangga yang jaraknya sangat jauh. "Sumur yang kami miliki dan biasa dipergunakan untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus, sudah tidak berair lagi," kata dia.
Dia mewakili masyarakat lainnya berharap, jajaran Pemerintah Kabupaten Cianjur bisa secepatnya memberikan solusi dan bantuan. Misalnya saja membuat sumur bor, dengan harapan bisa mengatasi krisis air bersih yang saat ini terjadi. "Jika terus dibiarkan seperti ini, kondisi kami pun akan terus seperti ini. Malahan akan banyak warga yang terserang penyakit gatal-gatal," tegas dia.
DEDEN ABDUL AZIZ