Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekonom: Kesepakatan 14 Bank Belum Tentu Efektif

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kesepakatan 14 bank untuk menurunkan suku bunga simpanan dana pihak ketiga dinilai belum tentu efektif. Berkaca dari pengalaman, beberapa waktu lalu 15 bank juga pernah melakukan hal yang sama, namun hal tersebut gagal akibat banyak bank yang melanggar kesepakatan.

"Terus terang saja kesepakatan ini dikhawatirkan tidak efektif. Dulu sempat ada kesepakatan untuk membatasi bunga deposito di 12 persen, namun kenyataannya banyak bank yang memberikan bunga antara 13 hingga 13,5 persen," kata Anton Gunawan, Chief Economist PT Bank Danamon Indonesia, ketika dihubungi Tempo dari Jakarta, Jumat (21/8).

Namun, ia menambahkan, bila dulu kesepakatan hanya dilakukan oleh ke-15 bank besar saja, namun kini kesepakatan itu melibatkan Bank Indonesia sebagai wasit yang akan memberi sanksi bagi pelanggar kesepakatan. "Sekarang bagaimana bentuk monitoring yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia," tutur Anton.

Pengawasan terhadap bank-bank pelanggar kesepakatan akan menjadi sulit bila bank-bank masih terus menerapkan "lagu lama" dengan iming-iming hadiah untuk menggaet nasabah. Ia mencontohkan, oke-oke saja Bank A menerapkan bunga deposito maksimal 0,50 persen dari bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), sehingga menjadi tujuh persen.

Namun karena takut kehilanagn nasabah, Bank A akan memberikan hadiah ataupun penghargaan dalam bentuk lain, sehingga bila dijumlahkan bunga deposito menjadi 9 persen atau bahkan lebih. "Tentu banyak nasabah yang lari ke Bank A ini. Dan modus itu masih terjadi hingga sekarang," ucap Anton, menambahkan.

Kekhawatiran lain yang akan muncul bila pembatasan ini berlaku untuk semua perbankan, maka yang akan diuntungkan adalah bank-bank beraset besar dan bank-bank milik negara yang dinilai lebih aman bagi nasabah dalam menitipkan dana pihak ketiga. "Nasabah akan beralih ke bank-bank tersebut. Sementara bank-bank lemah dan bermodal kecil akan kesuliatn likuiditas," katanya.

Pun, pembatasan bunga deposito tidak berarti akan otomatis menurunkan bunga kredit pinjaman, target yang sebenarnya hendak dibidik oleh pemerintah. "Tergantung kredit pinjaman untuk apa. Bunga kredit mikro masih tinggi sekitar 20 persen, kartu kredit apalagi," tutur dia.

Menurut Anton, pemerintah tidak memikirkan exit policy-nya (kebijakan keluarnya) dalam mengambil keputusan ini. "Kebijakan ini diambil karena dalam situasi yang tidak keruan dan tidak normal. Dan seharusnya setelah situasi normal, bunga deposito jangan dibatasi lagi, harus dilepaskan," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sesungguhnya, yang paling penting dalam mengatasi persoalan suku bunga ini adalah dengan konsolidasi perbankan. "Perbankan berskala kecil dan menengah selalu memiliki likuiditas terbatas. Kalau mereka melakukan merger, likuditas tentu akan besar. Sehingga tidak perlu pembatasan bunga," katanya.

Mulai November mendatang, bunga deposito 14 bank besar hanya akan berkisar 0,5 persen di atas tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI Rate. "Kesepakatan 14 bank kemarin (Kamis, 20/8), setelah tiga bulan (setelah kesepakatan) bunga deposito mereka maksimal 50 basis point di atas BI Rate," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya di Hotel Atlet Century, Jakarta, Jumat (21/8).

Dalam waktu tiga bulan ini, 14 bank yang menguasai sekitar 80 persen aset perbankan nasional tersebut masih boleh memberi bunga deposito hingga 1,5 persen di atas bunga acuan bank sentral. Kesepakatan ini berlaku tak hanya untuk tingkat bunga normal di gerai bank (over the counter rate), tapi juga tingkat bunga khusus (special rate).

BOBBY CHANDRA | BUNGA MANGGIASIH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tembus 72 Ribu Dolar AS atau 1,1 Miliar Per Keping, Apa Itu Bitcoin?

5 hari lalu

Ilustrasi Bitcoin. Pexels/Ivan Babydov
Tembus 72 Ribu Dolar AS atau 1,1 Miliar Per Keping, Apa Itu Bitcoin?

Kenaikan harga Bitcoin menjadi buah bibir di dunia kripto dan investasi karena per keping menyentuh Rp 1,1 miliar. Apakah itu Bitcoin?


Cenderung Menguat, Analis Sebut Investasi Emas Tahun Ini Menjanjikan

5 hari lalu

Ilustrasi emas. Shutterstock
Cenderung Menguat, Analis Sebut Investasi Emas Tahun Ini Menjanjikan

Analis pasar sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan prospek investasi emas tahun ini akan menjanjikan.


Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

7 hari lalu

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Lifeforstock
Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.


Mandiri Investment Forum 2024 Ajak Investor Tangkap Peluang Investasi di Era Transisi Pemerintahan

12 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan keynote speech pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa 5 Maret 2024. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Mandiri Investment Forum 2024 Ajak Investor Tangkap Peluang Investasi di Era Transisi Pemerintahan

Bank Mandiri, melalui gelaran Mandiri Investment Forum 2024, mendorong investor untuk menangkap peluang investasi di tengah era transisi pemerintahan.


Chairul Tanjung Sebut Indonesia Alami Financial Stress Akibat Suku Bunga Tinggi

18 hari lalu

Chairul Tanjung. TEMPO/Aditia Noviansyah
Chairul Tanjung Sebut Indonesia Alami Financial Stress Akibat Suku Bunga Tinggi

Chairul Tanjung menyebut bahwa perbankan swasta menjadi salah satu industri yang paling terdampak dari tertekannya kondisi finansial RI.


Sri Mulyani Bakal Hadiri Forum Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20 di Brasil, Apa yang Akan Dibahas?

19 hari lalu

Sri Mulyani Bakal Hadiri Forum Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20 di Brasil, Apa yang Akan Dibahas?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan bertemu dengan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 di Brasil hari ini.


Rupiah Sore Ini Melemah Dekati Rp 15.700 per Dolar AS, Besok Fluktuatif

19 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Rupiah Sore Ini Melemah Dekati Rp 15.700 per Dolar AS, Besok Fluktuatif

Untuk perdagangan besok, analis memprediksi rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran Rp 15.680 hingga Rp 15.750 per dolar AS.


Krom Bank Luncurkan Aplikasi Bank Digital, Segini Bunganya

20 hari lalu

(Dari kiri) Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk Anton Hermawan dan Chief Strategy Officer Kredivo Group Abhijay Sethia dalam peluncuran aplikasi bank digital Krom di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Krom Bank Luncurkan Aplikasi Bank Digital, Segini Bunganya

PT Krom Bank Indonesia Tbk., besutan Kredivo Group, resmi meluncurkan aplikasi bank digital.


Krom Bank Tawarkan Bunga Deposito di Atas Jaminan LPS, Manajemen Janji Transparan

20 hari lalu

Deposito adalah salah satu produk investasi yang aman dan cocok dipilih oleh pemula. Ketahui beberapa jenis deposito dan kelebihannya di artikel ini. Foto: Canva
Krom Bank Tawarkan Bunga Deposito di Atas Jaminan LPS, Manajemen Janji Transparan

Krom Bank menawarkan suku bunga deposito hingga 8,75 persen per tahun, lebih tinggi dari yang dijamin oleh LPS.


Analis: Tren Penurunan Harga Emas Dunia Bakal Berlanjut

24 hari lalu

Emas batangan murni 99,99 persen ditempatkan di ruang kerja di pabrik logam mulia Krastsvetmet di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, 31 Januari 2023. REUTERS/Alexander Manzyuk
Analis: Tren Penurunan Harga Emas Dunia Bakal Berlanjut

Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, memprediksi harga emas masih akan melanjutkan tren penurunan.