Penghematan pemakaian bahan bakar minyak tahun ini diperoleh dari pengalihan dan pengoperasian sejumlah pembangkit listrik berbahan bakar gas. Tahun ini perusahaan pelat merah itu menargetkan porsi pembangkit listrik yang memakai bahan bakar minyak tinggal 18 persennya.
Setiap tahun PLN berusaha menekan porsi pembangkit yang menggunakan bahan bakarnya untuk menekan biaya produksi listrik. Tahun lalu porsi terdapat 35 persen pembangkit bahan bakar minyak, dan pada 2008 jumlahnya berkurang jadi 23 persen.
Dengan porsi pembangkit bahan bakar minyak yang masih besar, semua produksi listrik untuk rumah tangga hingga industri masih disubsidi. Saat ini porsi harga jual listrik PLN Rp 630 per kilowatt hour sementara biaya produksinya masih Rp 1.100 per kilowatt hour. “Masih tidak berubah sejak 2003 lalu,” ujar Fahmi.
Pada 2012 nanti, PLN menarget porsi pembangkit listrik bahan bakar minyak tinggal 5 persen. Dia beralasan, pembangkit bahan bakar minyak tidak bisa dihapuskan karena pembangkit itu punya karakteristik yang dibutuhkan untuk menghadapi beban puncak yang sifatnya dinamis. “Perlu pembangkit yang mampu untuk meng-cover beban yang dinamis. Yang bisa seperti itu adalah pembangkit bahan bakar minyak. Itu harus ada, tapi persentasenya diperkecil,” ujar dia.
AHMAD FIKRI