TEMPO Interaktif, BANDUNG - Pembangkit Listrik Tenaga Air yang akan dibangun di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur diproyeksikan untuk mengatasi beban puncak listrik sistem Jawa -Bali. "Pembangkit ini disiapkan untuk berjalan di malam hari, khusus mengantisipasi beban puncak" kata Direktur PLN Fahmi Mochtar di Gedung Sate, Bandung, Jumat (21/8).
Penegasan ini disampaikan Fahmi usai penandatanganan kerjasama antara PLN, Pemerintah Jawa Barat, Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur. Pembangkit listrik ini diharapkan memasok 1.040 Mega Watt. “Ini menjadi bagian dari proyek listrik 10 ribu Megawatt pemerintah" kata Fahmi lagi.
Menurut Fahmi, pembangkit ini disiapkan untuk berjalan di malam hari khusus untuk mengantisipasi beban puncak listrik sistem Jawa-Bali. Pengoperasiannya nanti, diharapkan bisa mengurangi porsi penggunaan pembangkit listrik BBM yang tahun ini ditekan pemakaiannya sampai 18 persen. Target PLN porsi pembangkit BBM hanya tinggal 5 persennya saja.
Berlokasi di perbatasan dua kabupaten, pembangkit ini memakai sistem Pumped Storage dengan 2 bendungan yang memiliki ketinggian berbeda. Sumber airnya dari Sungai Cisokan dan Sungai Cirumanis.
Bendungan pertama (Upper Reservoir) luas genangannya 10,5 kilometer persegi, dan bendungan kedua (Lower Reservoir) luasnya 355 kilometer persegi dengan perbedaan ketinggian lebih dari 200 meter. Dua pertiga lokasi bendungan itu berada di Bandung Barat sisanya di Cianjur.
Sistem pembangkit ini bekerja dengan memompakan air dari Lower Reservoir menuju Upper Reservoir di siang hari dengan memakai listrik yang dihasilkan sejumlah pembangkit uap seperti PLTU Indramayu dan PLTU Labuan. Dan malam harinya air itu digelontorkan kembali untuk menggerakkan 4 unit turbin pembangkit yang masing-masing berkapasitas 260 MW.
Setidaknya lebih dari 5 ribu keluarga yang akan direlokasi. Sebagian ada di lokasi bakal bendungan, sisanya didipindahkan karena berada di jalur saluran tegangan tinggi, hingga infrastruktur jalan raya yang hendak dibangun untuk proyek ini. Penandatangan naskah kerjasama terutama ditujukan untuk menangani warga yang hendak dipindahkan.
Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, pembangkit dengan sistem Pumped Storage di Upper Cisokan ini bakal menjadi model pengembangan pembangkit sistem serupa di Indonesia. Misalnya Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, dan Kalimantan meski dengan sistem yang lebih kecil.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan pemerintahnya mengeluarkan izin yang dibutuhkan untuk memulai relokasi warga yang terkena proyek ini. “Izin prinsip dan izin lokasi sudah keluar,” kata Heryawan.
Izin super cepat ini dengan syarat, PLN diminta untuk menyiapkan lahan berikut rumah tinggal siap huni untuk relokasi warga. Kedua, warga Bandung Barat dan Cianjur di seputaran bendungan itu harus menjadi warga pertama yang menikmati listrik yang dihasilkan bendungan itu nanti. “Jangan sampai terjadi seperti di Bendungan Jatiluhur dan Cirata, ada warga di sektiar bendungan itu yang tidak mendapatkan listrik,” kata Heryawan.
AHMAD FIKRI