TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional meminta pemerintah tetap waspada terhadap pergerakan harga minyak mentah dunia tahun depan. Pemulihan ekonomi beberapa negara di dunia diyakini akan mendorong peningkatan permintaan, yang pada akhirnya mengerek harga.
Direktur Perencanaan Makro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Priyambodo, mengungkapkan laporan Departemen Energi Amerika Serikat pada Juli dan Agustus 2009 memperkirakan harga minyak mentah dunia sepanjang tahun depan berada di kisaran US$ 72,4 per barel. Sedangkan pemerintah mengusulkan asumsi harga minyak pada anggaran 2010 sebesar US$ 60 per barel.
“Padahal, harga minyak mentah Indonesia selama ini hanya US$ 2-3 di bawah harga dunia,” kata Bambang ditemui di sela-sela rapat dengan Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat hari ini.
Bambang mengatakan, Bappenas terus memantau pergerakan harga minyak. Dari sisi makro, kata dia, pemulihan ekonomi terutama di Asia pada 2010 diyakini akan meningkatkan permintaan atas bahan baku energi, terutama minyak. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Cina dan India tahun depan diproyeksikan makin tinggi. “Cina dan India adalah importir energi terbesar di dunia,” katanya.
AGOENG WIJAYA