Selama Puasa Pendonor Darah Turun Drastis

TEMPO Interaktif, Purwokerto - Palang Merah Indonesia Cabang Banyumas ternyata kesulitan mencari pendonor darah di bulan puasa ini. Sebelum bulan puasa, biasanya ada 25 pendonor, saat ini tinggal tiga pendonor setiap harinya.

“Memang cukup sedikit pendonor saat ini,” kata Kepala Divisi Serologi dan Distribusi PMI Banyumas, Arini Sinta Dewi, Kamis (27/8).

Arini mengatakan, berkurangnya pendonor dikarenakan sebagian besar pendonor beragama Islam. Menurutnya, pendonor enggan mendonorkan darahnya karena takut puasanya batal. Padahal, lanjut dia, saat ini kebutuhan akan darah masih cukup tinggi. Terutama untuk pasien Demam Berdarah Dengue yang sedang membutuhkan banyak trombosit.

Masih menurut Arini, dalam sehari Palang Merah Indonesia Banyumas rata-rata mengeluarkan 80 kantong darah. Permintaan tersebut berasal dari 14 rumah sakit di wilayah karisidenan Banyumas.

Stok darah yang saat ini masuk label merah atau masuk kategori minim diantaranya darah golongan B dan O. Masing-masing jumlahnya tinggal 18 dan 13. Untuk mengatasi menipisnya stok darah, PMI menyiasati donor darah keliling usai sholat taraweh. “Kami mendatangi para pendonor usai mereka buka puasa dan salat taraweh,” ujar Arini.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi permintaan darah menjelang lebaran. Biasanya, kata dia, sebelum lebaran akan banyak permintaan darah karena banyak terjadi kecelakaan.

Wahyudi, 30 tahun, warga Purwokerto Barat mengaku harus antri untuk mendapatkan trombosit darah. “Keluarga saya ada yang terkena DBD, jadi butuh banyak trombosit,” katanya.

Bersama warga lainnya, ia mengaku harus mengantri di PMI untuk mendapatkan trombosit. Kalau tidak mendapatkan trombosit, ia mengaku akan menjadi pendonor bagi keluarganya sendiri.

ARIS ANDRIANTO