Bau Surga Saat Puasa

Seorang siswi membaca Al Qur'an sementara dua rekannya menyimaknya,  saat mengikuti pesantren Ramadhan di SMPN 5, Pamekasan, Madura, Jawa Timur (29/8). Foto: ANTARA/Saiful Bahri
Seorang siswi membaca Al Qur'an sementara dua rekannya menyimaknya, saat mengikuti pesantren Ramadhan di SMPN 5, Pamekasan, Madura, Jawa Timur (29/8). Foto: ANTARA/Saiful Bahri

MulutTEMPO Interaktif, Jakarta - Dikisahkan oleh Ustad Ahmad Zacky, ada sahabat Rasul yang mengira bahwa semakin bau mulutnya saat berpuasa, maka bau surganya semakin wangi, sehingga sahabat itu tak menyikat giginya selama tiga hari. "Ini salah kaprah," ujarnya. Yang dimaksud dengan kiasan hadis riwayat Ibnu Majah, yang menyebutkan bahwa mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah ketimbang bau minyak kesturi, itu adalah menunjukkan hati dan mulutnya juga bersih.

Dari sisi medis, Dr Melanie Sadono Djamil, drg, MBiomed, juga mengingatkan bahwa orang berpuasa perlu memperhatikan kebersihan rongga mulutnya. Menurut pakar kesehatan gigi dari Universitas Trisakti ini, di dalam mulut ada ratusan ribu bakteri yang bisa terinduksi, lalu menghasilkan bau tak sedap. "Misalnya terinduksi oleh karbohidrat," ujarnya dalam diskusi di Hotel Crown Plaza, Jakarta, Selasa lalu.

Karena itu, setelah melahap karbohidrat, sebaiknya gigi dibersihkan secara saksama. Artinya menggosok gigi dengan cara mengarah dari gusi ke gigi. Kemudian, bagi yang susunan giginya kurang bagus, dianjurkan memakai benang gigi, lalu disemprot dengan water pick. Bila perlu ditambah kumur-kumur dengan menggunakan cairan antiseptik. "Antiseptik itu penting karena sikat gigi tidak sampai ke lidah yang ke arah dorsum (bagian belakang lidah) sekali," ucapnya.

Untuk mencegah bau mulut, Melanie menganjurkan menjauhi makanan yang meninggalkan bau cukup lama dan mudah melekat. Sebut saja jengkol, petai, durian, dan cokelat. Banyak orang sehabis sahur tidur lagi. Walhasil mereka tidur dengan kondisi makanan menempel di gigi hingga pukul 07.00. "Ada durasi kontaminasi terhadap gigi pada pukul 05.00-07.00."

Padahal dalam 30 menit saja bakteri di mulut dengan adanya sisa makanan dapat menurunkan pH rongga mulut, dari yang normal pH 7 menjadi di bawah pH 5--yang menunjukkan mulut dalam kondisi asam. Dalam keadaan ini, sisa makanan dapat membentuk plak. Sisa makanan mengeras, sehingga tidak bisa disikat lagi.

Untuk itu, Melanie menyarankan memilih asupan dengan gizi baik dan cukup serat. Konsumsi makanan sehat akan baik untuk pencernaan. Lambung yang mengalami gangguan bisa memicu bau mulut menjadi tidak sedap. Sebab, bakteri dari mulut yang tidak mati terproses di dalam lambung akan hidup di lambung, kemudian keluar melalui mulut. "Karena bakterinya hampir sama, yaitu bakteri rongga mulut, yang jika ditelan bisa berada di lambung juga."

Pada hari biasa, self cleansing pada gigi dilakukan dengan mengunyah makanan. Menurut Melanie, pada bulan puasa, dengan berbicara dan menelan ludah, self cleansing itu tetap berjalan. "Namun, tidak seefektif (kegiatan) makan." Sebagai solusi agar mulut tetap segar, Melanie menyarankan menggosok gigi sebelum Imsak dan tidur malam. Ia menambahkan, kandungan alam, seperti jeruk nipis, garam, dan daun sirih, dapat mempertahankan bakteri yang dibutuhkan pencernaan rongga mulut.

Pakar tumbuhan dan obat tradisional, dr Setiawan Dalimartha, menjelaskan, mengunyah daun sirih memberikan manfaat bagi kesehatan mulut. "Minyak asiri pada daun sirih adalah antibakteri yang membunuh bakteri dalam mulut," ujarnya dalam kesempatan yang sama. Sementara itu, bahan alam lain, seperti garam dan jeruk nipis, berkhasiat mengeluarkan racun serta memberikan rasa segar. 

Agar Mulut selalu Segar

-Gosok gigi pada malam menjelang tidur dan setelah makan sahur.
-Pilih pasta gigi yang sesuai dengan gigi.
-Gunakan sikat yang berbulu lembut--yang tidak menimbulkan abrasi pada mulut.
-Gosok gigi dengan cara yang benar. Bagi yang susunan giginya kurang bagus, dianjurkan memakai benang gigi dan disemprot dengan water pick.
-Saat menyikat gigi, jangan lupa menyikat lidah dan gusi.
-Menyikat gigi dengan saksama dan tidak terlalu cepat, sehingga bagian yang sulit dapat dijangkau.
-Gunakan benang pembersih gigi untuk membuang sisa makanan di sela-sela gigi.
-Berkumur menggunakan obat kumur antiseptik atau rebusan ramuan air sirih setiap sahur.
-Menciptakan suasana rongga mulut bebas dari sisa makanan.
-Jauhi makanan yang meninggalkan bau cukup lama dan mudah melekat.
-Banyak minum air putih serta makan buah dan sayur pada saat sahur.
-Memilih makanan yang tidak menimbulkan kelainan, seperti karbohidrat dan makanan yang mudah melekat.
-Jika bau mulut tak kunjung hilang, sebaiknya periksa ke dokter.

HERU TRIYONO