TEMPO Interaktif, Sumenep - Tokoh masyarakat pulau Satabo, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura mendukung penjualan tanah seluas lebih dari dua hektar di pulau Satabo kepada Zainal Sania, pengusaha asal Bali. "Kalau ada investor, pulau jadi terawat," kata Dailamy Hurairah, Pengasuh sebuah Pondok Pesantren di Sapeken, Senin (31/8), melalui sambungan telepon.
Dailamy menilai, pemerintah Kabupaten Sumenep kurang memperhatikan kondisi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil, seperti warga Satabo. Hal ini bisa dilihat dari minimnya infrastruktur terutama akses transportasi antar pulau. "Kapal berangkat hanya tiga kali sepekan," jelasnya.
Sebab itulah, Dailamy melanjutkan, warga Satabo selalu menyambut baik bila ada investor mau menjadikan pulau mereka sebagai obyek wisata. Selain untuk menjaga lingkungan, warga juga bisa mendapat penghasilan dengan banyaknya wisatawan. "Warga Satabo mayoritas melaut," ungkapnya.
Sementara Nur Asur, anggota Dewan Sumenep perwakilan wilayah kepulauan, menilai meski pulau Satabo masuk wilayah Madura, tapi pasokan kebutuhan pangan banyak disuplai dari Bali dan Banyuwangi, dua daerah terdekat. “Ini bukti kecil, kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten,” katanya.
Ia juga mendukung pulau-pulau di Sumenep dijadikan tempat budidaya kelautan dan pengembangan wisata. Namun, lanjut Nur Asur, ia tetap tidak setuju jika hal itu ditempuh dengan cara menjual tanah. “Saya setuju system sewa tanah saja,” katanya.
Menurut Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini, saat ini keragaman kekayaan dan keindahan alam di wilayah kepulauan mulai rusak, akibat banyaknya aksi pengeboman ikan dan pencurian batu karang. “Kalau dijadikan lokasi wisata, pulau-pulau itu akan terawat,” jelasnya.
MUSTHOFA BISRI