Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk. A. Tony Prasetiantono mengungkapkan, meski harga gula sedang naik tinggi tapi tidak akan terlalu berpengaruh terhadap laju inflasi.
“Saya yakin inflasi pada saat bulan puasa tahun ini akan berada di bawah itu, meski harga gula naik signifikan,” kata Tony kepada Tempo.
Ia memperkirakan inflasi Agustus akan mencapai 0,8 persen, sehingga inflasi year on year 2,54 persen. Sampai akhir tahun, inflasi akan berada di sekitar 3,5 persen.
Analisis Ekonomi Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, memperkirakan masih rendahnya angka inflasi pada Agustus karena konsumen menahan pembelian barang non-makanan.
“Perkiraan median inflasi dalam survei Bloomberg 0,5 persen (month on month) atau 1,16 persen (year to date),” kata Lana dalam analisis harian Samuel Sekuritas di Jakarta hari ini.
Ia memprediksi angka inflasi Agustus masih cukup moderat, yaitu antara 0,3 persen (month on month) sampai dengan 1,03 persen (month on month).
Sedangkan Ekonom Citigroup, Johanna Chua, juga memperkirakan inflasi pada Agustus akan lebih rendah. Citigroup memproyeksikan angka inflasi 2,6 persen (year on year) dari 2,7 persen (year on year) pada Juli.
“Sedangkan untuk month on month, inflasi Agustus kami perkirakan naik 0,45 persen,” kata Chua dalam analis harian Citigroup yang dikirimkan ke Tempo.
“Kami prediksi inflasi sampai akhir tahun tetap bisa terjaga rendah, meskipun memasuki Ramadan terjadi tekanan (kenaikan) terhadap harga makanan, minyak goreng, dan gula,” kata Chua.
Presiden Direktur PT CIMB-GK Securities Indonesia, Bernard Thien, juga memperkirakan inflasi yang rendah di bulan lalu.
“Pengumuman inflasi yang rendah pada Agustus dengan konsensus naik 2,7 persen (year on year) dan naik 0,5 persen (month on month) diharapkan bisa menjadi katalis hari ini,” kata Thien dalam analisis hariannya.
GRACE S GANDHI