TEMPO Interaktif, Jembrana - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan, pihaknya masih melakukan pengecekan kebenaran lagu “Terang Bulan” sebagai lagu ciptaan orang Indonesia.
Baru setelah lagu itu diketahui, bisa dilacak apakah benar lagu itu telah dijiplak menjadi lagu kebangsaan Malaysia atau tidak. “Kita harus hari-hati karena tidak mudah untuk memastikan hal itu. Beda dengan Tari Pendet yang pasti milik Bali," ujarnya di sela-sela acara Parade Budaya Nusantara di Jembrana, Bali, Selasa (1/9) sore.
Pihaknya juga telah mendapat informasi adanya lagu-lagu dari Eropa yang nadanya mirip dengan lagu "Terang Bulan." Namun dia memastikan, masalah itu akan ditanggapi serius karena menyangkut kekayaan budaya bangsa.
Sementara itu mengenai masalah tari Pendet, pihaknya masih menunggu permohonan maaf secara tertulis dari pihak Malaysia. Sejauh ini, Malaysia sudah menyampaikan permohonan maaf secara lisan serta memenuhi permintaan untuk melakukan pencabutan iklan promosi pariwisata tersebut. “Itikat baiknya sudah ada dan permohonan maaf kita terima," ujar Jero Wacik.
Wacik mengungkapkan, antara dirinya dengan Menteri Pariwisata Malaysia sebenarnya sudah ada kesepakatan dalam penggunaan produk-produk kebudayaan, yaitu kedua belah pihak sepakat untuk tidak mempermasalahkan bila digunakan untuk kegiatan kesenian dan budaya. Tetapi bila digunakan untuk kepentingan komersial haruslah melalui prosedur perizinan.
Terkait dengan masalah itu, Bupati Jembrana, Gde Winasa, mengaku sedang memproses pendaftaran sejumlah kesenian khas Jembrana ke Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. “Seperti musik Jegog yang jelas asalnya dari daerah ini," ujarnya.
Winasa juga menekankan upaya pelestarian agar kesenian ini tetap hidup dalam keseharian masyarakat di Jembrana.
ROFIQI HASAN