TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan reformasi di bidang kesehatan dalam masa pemerintahanya lima tahun mendatang.
"Insya Allah pada masa jabatan saya yang kedua nanti atau yang terakhir, saya ingin juga ada reformasi di bidang kesehatan," kata Yudhoyono saat memberikan pengarahan usai menyaksikan pengambilan sumpah anggota Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) di Istana Negara, Rabu (02/09).
Dalam reformasi tersebut, kata dia, harus ada agenda yang kokoh, dengan prioritas yang tajam serta mobilisasi sumber daya dengan baik. "Harus ada reformasi yang sungguh-sungguh, harus ada gebrakan tapi fundamental," katanya.
Yudhoyono menambahkan barangkali dari segi sumber daya yang dialokasikan kepada depkes dan jajarannya memang belum cukup untuk melaksanakan reformasi yang ideal. Namun, presien berkomitmen untuk menambahan anggaran untuk sektor kesehatan sehingga reformasi kesehatan yang dicita-citakan bisa dilakukan.
Presiden juga mengakui selama lima tahun terakhir sudah banyak yang dicapai oleh jajaran kesehatan di pusat maupun daerah. Ke depan, langkah-langkah pencegahan penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, maupun HiV/Aids harus semakin diintensifkan. Oleh karena itu, aspek lingkungan dan pendidikan serta sosialisasi menjadi sangat penting.
Lantas, presiden juga menginginkan pembangunan Rumah Sakit yang modern harus terealisasikan agar warga negara indonesia bisa berobat di dalam negeri dengan kualitas yang memadai. Menurutnya kemampuan dan teknologi kedokteran yang dimiliki saat sudah cukup baik.
"Maka lima tahun mendatang harus kita pastikan bahwa Indonesia juga memiliki world class hospital yang memungkinkan untuk tidak perlu diantara kita sedikit-sedikit berobat ke luar negeri," katanya.
Yudhoyono mengaku selama lima tahun terakhir tidak pernah berobat ataupun cek up di luar negeri. "Saya percaya kepada apa yang ada didalam negeri, saya ingin makin berkembang, makin mapan, baik fasilitas kita," katanya.
Ia juga mengharapkan posyandu, puskesmas dan rumah sakit kelas tiga yang diperuntukan masyarakat menengah kebawah juga memiliki perlengkapan yang semestinya. demikian pula fasilitas kesehatan di daerah terpencil.
Saat ini, kata dia, Ia tengah menyusun cetak biru dan action plan untuk 5 tahun mendatang termasuk program 100 hari yang didalamnya juga menyangkut soal kesehatan. "Kewajiban sosial kita, kewajiban ekonomi kita dan kewajiban secara menyeluruh untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, membangun dunia kesehatan lebih baik di negeri tercinta ini," katanya.
GUNANTO E S