TEMPO Interaktif, Jakarta - Meskipun pemerintah belum mengumumkan secara resmi rencana pembangunan penghubung Selat Sunda antara Pulau Sumatera dan Jawa, tapi menurut
Deputi Menteri Koordinator Perekonomian bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Bambang Susantono, investor dari Jepang dan Cina juga tengah melakukan kajian.
Saat ini, Bambang melanjutkan, terdapat 36 laporan rencana pembangunan infrastruktur penghubung Jawa Sumatera. Rencananya akan dibentuk tim khusus untuk pengkajian lebih matang infrastrukturnya. Alternatifnya, baik berupa jembatan, terowongan atau kombinasi keduanya. Karena masing-masing punya kekuatan dan kelemahan. Terutama untuk daya tampung dan umur konstruksi. "Sejauh ini pemerintah Daerah Banten dan Lampung lebih setuju penghubung dalam bentuk jembatan," ujarnya.
Sedangkan untuk pembiayaan, kata Bambang, terdapat tiga alternatif yang ditawarkan yakni pembiayaan sebagian seperti jembatan Suramadu. Kedua, dengan skema penjaminan risiko, dan fasilitasi kebijakan untuk pengembangan kawasan sekitar.
Dari dalam negeri, ia melanjutkan, Grup Artha Graha sudah mengajukan diri untuk menjadi dan mencari mitra pemodal untuk membangun jembatan. Sedangkan untuk terowongan konsep pembangunan diajukan oleh PT Nusantara Tunnel.
Karena selat ini merupakan alur laut utama, pemerintah juga harus meyakinkan semua jenis kapal bisa lewat. "Termasuk kapal induk atau kapal kontainer," ujarnya.
DIAN YULIASTUTI