TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil meminta pemerintah fokus menjalankan revitalisasi pabrik gula menuju swasembada gula pada 2014 ketimbang meningkatkan kuota impor gula.
"Kalau mau menambah (impor) ini lucu karena selama ini belum pernah pemerintah mengaudit stok gula rafinasi," ujarnya saat dihubungi, Kamis (3/9).
Arum khawatir kenaikan jumlah impor gula baik rafinasi maupun gula mentah (raw sugar) justru melampaui kebutuhan industri dan berpotensi masuk ke konsumen. "Ini harus diwaspadai, nanti gula rafinasi yang tidak terserap industri malah merembes ke pasar," tambahnya. Bocornya serapan gula ini jelas merugikan petani tebu dan gula dalam negeri akibat masyarakat lebih memilih mengkonsumsi gula impor. "Pemerintah sebaiknya audit seluruh pasokan gula. Di buka, ditunjukkan berapa jumlahnya secara periodik biar jelas semuanya," kata arum.
Penghitungan kebutuhan per tanggal 28 Agustus lalu memperlihatkan masih terdapat 266 ribu ton gula di pabrik. Data ini terus bertambah dengan masuknya musim giling tebu. "Setiap hari ada giling tebu," tambahnya. Sementara harga gula di pasar internasional terus meroket hingga mencapai US$ 600 per ton.
Arum memperkirakan harga gula di pasar internasional akan terus melonjak hingga 2014 akibat banyaknya negara yang mengalihkan produksi gula menjadi produksi bahan bakar etanol. "Cadangan minyak mulai menipis, tebu sumber alternatif masa depan, banyak negara tidak fokus lagi memproduksi gula," jelasnya.
Kondisi ini sebaiknya dimanfaatkan Indonesia dengan melakukan revitalisasi pabrik gula. Arum meyakinkan apabila pemerintah fokus melakukan revitalisasi, Indonesia dapat mencapai swasembada gula dalam 3 tahun kedepan, lebih cepat dari target pemerintah yakni 2014. "Ini bukan wacana, tapi fakta yang saya lihat di lapangan. Dalam jangka maksimal 3 tahun dari sekarang kalau pemerintah fokus," tegasnya.
Saat ini produksi gula nasional mencapai 2,9 juta ton, sementara konsumsi dalam negeri sebesar 3,8 juta. Selisih 900 ribu ton inilah yang didapatkan melalui impor gula. Sementara itu areal perkebunan tebu nasional mencapai 450 ribu hektar dengan produksi 80 ton tebu per hektar tebu. Produktifitas ini, kata Arum, dapat ditingkatkan hingga 100 ton per hektar. "Kami sudah melakukan percobaan di Kabupaten Jember dan Lumajang, dengan merawat dengan benar panen bisa diatas 100 ton," kata dia.
VENNIE MELYANI