TEMPO Interaktif, Semarang - Pengamat Politik Universitas Diponegoro semarang, Teguh Yuwono, berharap Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan Walikota Semarang Sukawi Sutarip untuk segera bertemu untuk memperbaiki komunikasi politik dan birokrasi.
Himbauan ini disampaikan Teguh menyusul perang urat syaraf antara Bibit dan Sukawi. Dalam sambutan pelantikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah lalu, Bibit Waluyo memojokkan kepemimpinan Walikota Sukawi dengan menilai Semarang menjadi tidak laku "dijual" karena terkendala pengembangan Bandara, Pelabuhan dan Jalan Tol sebagai akses masuk investasi ke Semarang.
Sementara Sukawi menilai penilaian itu tidak proporsional karena justru masalah Bandara, Pelabuhan dan Tol merupakan tanggungjawab gubernur.
"Sebaiknya keduanya bertemu untuk membicarakan apa yang menjadi masalah keduanya, tanpa harus membeberkannya kemuka publik," kata Teguh, "Kalau tidak ada perbaikan komunikasi, dikhawatirkan akan kontra produktif bagi keduanya."
Perseteruan Bibit dengan Sukawi, lanjut Teguh, berawal dari rivalitas keduanya dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah, April lalu. "Selain itu, Pak Bibit tipe pemimpin yang suka bicara ceplas-ceplos dan suka membanding-bandingkan."
Sementara Sukawi, menurutnya, tidak terlalu salah, karena yang menjadi kritik Bibit tentang Bandara, Pelabuhan dan Jalan Tol memang menjadi wewenang gubernur, sekalipun walikota tidak bisa lepas begitu saja. "Persoalan rob (air banjir pasang laut) yang mengepung bandara dan pelabuhan juga membutuhkan triliunan rupiah untuk mengatasinya," kata Teguh.
Untuk memperbaiki komunikasi tersebut, Teguh menyarankan agar Sukawi berendah hati untuk menemui Bibit, karena bagaimanapun gubernur adalah atasan walikota.
SOHIRIN