Permintaan Batik Pekalongan Melonjak 90 Persen

TEMPO Interaktif, Pekalongan - Menjelang Lebaran, permintaan pakaian batik di Pekalongan, Jawa Tengah, meningkat cukup tajam.

"Peningkatannya sampai hampir 90 persen jika dibandingkan dengan hari-hari biasa," kata Fitri Ishak, pemilik toko dan pabrik batik Pipit Cellection's di Jalan Karya Bakti, Medono, Pekalongan, Senin (7/9).

Selama hari-hari biasa, Fitri menambahkan, permintaan pakaian batik hanya berkisar antara 15 hingga 20 kodi per pekan. Tapi sejak awal puasa hingga kini meningkat menjadi rata-rata 70 kodi per minggu.

Karena permintaan pakaian batik meningkat, selama hari puasa ini Fitri menambah karyawan yang semula lima orang menjadi 25 orang. "Itu pun mereka sering saya ajak lembur hingga malam," ujarnya.

Fitri mengatakan kenaikan permintaan pakaian batik tidak hanya yang harganya kelas atas antara Rp 500 ribu hingga Rp 8 juta, tapi batik-batik murahan seharga mulai Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu juga naik tajam.

Menurut Fitri, permintaan pakaian batik paling banyak masih dari Jakarta. Pusat pertokoan dan belanja di Jakarta meminta kiriman pakaian batik sebanyak-banyaknya.

Saking banyaknya permintaan, Fitri mengaku selalu kehabisan stok. "Pakaian habis dijahit langsung dikirim," katanya.

Kenaikan permintaan batik mengakibatkan bahan-bahan pembuatan pakaian jenis tersebut menjadi naik. Berbagai jenis bahan kain batik naik rata-rata Rp 500 per meternya. Selain itu, obat-obat batik dan kayu bakar untuk membatik juga ikut naik. "Padahal, pakaian batiknya tidak ikut naik," kata Fitri.

ROFIUDDIN