TEMPO Interaktif, Palembang - Kabut asap yang menyelimuti kota Palembang akhir-akhir ini karena mulai terbakarnya lahan gambut di beberapa Kabupaten di Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir dan setidaknya dua helikopter dan satuan regu Mangala Agni diterjunkan ke daerah yang terbakar.
“Sekarang kita sedang berperang dengan api, terutama dilahan gambut sehingga diterjukan dua helikopter,” ujar Ahmad Taufik, Sekretaris Posko Kebakaran hutan dan lahan Dinas Kehutanan, Sumsel, Kamis (10/9).
Menurut Taufik, sekitar 60 orang dari regu Mangala Agni sudah diterjunkan beberapa hari ini di daerah OKI dan OI dengan empat mobil operasional dan peralatannya, serta dibantu oleh relawan dari Desa Binaan yang sudah terlatih untuk memadamkan api. Helikopter diterjunkan karena sulitnya medan untuk lahan gambut sehingga air ditumpahkan dari atas.
Taufik mengatakan upaya yang dilakukan pihaknya cukup signifikan dari titik api 400-an sekarang menurun sekitar 80 titik saja. Makanya satu hari ini kabut asap tidak begitu tebal dibanding dua hari lalu.
Taufik mengatakan saat ini sudah memasuki siaga I untuk kebakaran, dimana personil yang dilibatkan siaga 24 jam dan siap untuk diterjukan ke daerah yang terbakar.
Menurut Kepala stasiun Klimatologi Kenten (BMKG), Irdam Latif, tingkat kekeringan cukup tinggi, dan September merupakan puncak dari kemarau. “Intensitas curah hujan sangat rendah hanya 97 mm padahal normalnya 114 mm,” katanya.
Dan jarak pandang hanya 500 meter, dia menghimbau untuk berhati-hati mereka yang melalui kendaraan baik di Sungai, darat, dan udara. Kalau di sungai menjelang pagi akan pekat.
Sementara kalau udara biasanya pagi kabut asap cukup pekat, karena bercampur dengan kabut radiasi, jika sinar matahari muncul maka kabut akan hilang namun kalau asap partikelnya lebih padat sehingga hilangnya lama. Terutama untuk diruang-ruang terbuka.
Mawardi, sopir travel jurusan Komering Palembang mengaku kesulitan mengendarai kendaraan terutama pagi hari sebab jarak pandang yang terbatas. “Lebih parahnya kadang ada mobil yang tidak memiliki lampu, tiba-tiba muncul saja,” katanya.
Jarak tempuh yang biasanya bisa dilalui dalam dua jam, kini harus molor. Di sepanjang jalan lintas timur antara Palembang dan Indralaya kabut asap cukup jelas terlihat karena jalan di sana lurus dan kiri kanan hanya tumbuh ilalang kering.
ARIF ARDIANSYAH