TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah provinsi Jakarta akan menggelar operasi yustisia di sejumlah pemukiman warga. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Franky Mangantas Panjaitan menerangkan, operasi itu digelar guna mengatasi jumlah pendatang gelap yang muncul seiring arus balik lebaran. “Kami akan mendatangi rumah warga,” ujar Frangky ketika dihubungi, Minggu (13/9).
Franky menerangkan, pola operasi itu dinilai lebih efektif dibanding operasi yang digelar di sejumlah terminal ataupun stasiun kereta. Sebab, kata dia, mustahil bagi pemerintah mengidentifikasi pelanggaran status kependudukan jika hanya mengecek status para pendatang di ruang-ruang publik. “Bisa saja mereka pendatang yang sedang berlibur ke Jakarta,” katanya.
Pada prinsipnya, kata Franky, pemerintah tidak membatasi proses migrasi kependudukan bagi siapapun. Namun, para pendatang baru hendaknya mampu mengenali karakteristik kehidupan Jakarta dan telah membekali diri dengan skil yang memadai. “Mereka harus punya identitas dan tujuan yang jelas. Begitupun dengan tempat tinggal mereka. Jangan asal gambling,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, proses migrasi pendatang baru cenderung dengan prosentase antara 5-31 persen tiap tahunnya. Pada tahun 2003, arus balik lebaran mendatangkan tiga juta jiwa dari 2,8 juta penduduk yang meninggalkan Jakarta. Jumlah itu menurun tujuh persen pada tahun 2004, turun lagi sebesar lima persen di tahun 2005, 31 persen di tahun 2006, 11 persen di tahun 2007 dan 19 persen di tahun 2008.
RIKY FERDIANTO