Dia menjelaskan kebutuhan beban puncak di Bali saat ini 460 megawatt, sementara pasokannya baru sebesar 220 megawatt. - @page { size: 21cm 29.7cm; margin: 2cm } P { margin-bottom: 0.21cm } -->Kebutuhan itu, kata Murtaqi, dapat tercapai jika membangun pembangkit baru di Bali atau membangun transmisi dari Jawa.
Saat ini, pasokan listrik di Bali baru terpenuhi dari dua sirkuit jaringan kabel listrik. Tiap sirkuit mengalirkan 110 megawatt dari Jawa menuju Bali. "Kalau satu kabel rusak, ya pasokan listrik berkurang,” katanya.
Murtaqi memaparkan PLN berencana membangun transmisi dari Jawa ke Bali. Proyek yang dinamakan Bali Crossing itu diharapkan dapat menambah daya seribu megawatt.
Rencananya, tegangan listrik akan dialirkan dari pembangkit listrik tenaga uap Paiton, Jawa Timur, sebesar 500 kilovolt. Listrik tersebut akan disalurkan ke menara setinggi 350 meter di Bali.
Namun persoalannya, katanya, menara tersebut harus dibangun di area terdekat, yakni Taman Nasional Bali Barat yang dilindungi Undang-Undang.
"Departemen Kehutanan tidak memberikan izin," ujarnya.
Dana untuk membangun Bali Crossing mencapai jutaan dolar AS. Hingga saat ini PLN belum mendapat komitmen pendanaan tersebut.
Terkait kerusakan kabel bawah laut Jawa-Bali semalam, Murtaqi mengatakan besok seluruh listrik akan kembali normal. "Sampai sekarang Bali bagian utara masih padam," katanya.
Sementara listrik di wilayah Sanur, Kuta, Denpasar, dan Gianyar sudah kembali normal.
Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara menambahakan, pasokan listrik di Bali juga terhambat karena beberapa proyek listrik swasta mundur dari target. "Proyek listrik swasta tidak akan deliver sesuai jadwal," katanya.
DESY PAKPAHAN | SORTA TOBING