TEMPO Interaktif, Jayapura - Untuk menjaga pulau terluar di wilayah timur Indonesia, pihak Armada Timur Tentara Nasiona Indonesia Angkatan Laut menempatkan 30 kapal untuk melakukan patroli. “Jumlah ini terbatas, tapi kami tetap optimalkan segala keterbatasan itu. Sebab prinsipnya, walau minim tapi mencukupi melakukan operasi atau patroli,” jelas Panglima Armada Timur Angkatan Laut Brigadir Jendral Ignatius Dadiek S kepada wartawan di Jayapura, Jumat (18/9) sore.
Untuk beberapa pulau terluar di wilayah Papua, seperti Pulau Mapia dan Fani yang berdekatan dengan Negara Kepulauan Palau, menurut Ignatius, saat ini masih dibilang aman dari gangguan maupun klaim pihak asing, terutama negara-negara yang berbatasan dengan Papua. “Misalnya di dua pulau terluar di Papua seperti di Mapia dan Fani yang berada di Pulau Biak, tepatnya di wilayah Kabupaten Supiori, sampai ini masih aman dari potensi-potensi gangguan, termasuk pengakuan-pengakuan negara lain," kata Dadiek S.
Di dua pulau yang masuk dalam kawasan Lautan Pasifik itu, lanjut Ignatius, pihaknya telah menempatkan satu peleton pasukan dan setiap tiga bulan diadakan pergantian personil. “Kami juga melakukan dan menggelar patroli secara rutin di sekitar pulau-pulau itu. Tapi kami harap, pemerintah juga memperhatikan pulau terluar ini dengan segera melakukan pembangunan di pulau itu, terutama Pulau Fani yang memiliki penduduk, tapi jumlahnya sedikit. Sebab kami lihat warga yang ada di pulau tersebut memang membutuhkan sentuhan pembangunan pemeritah," papar Ignatius Dadiek S.
CUNDING LEVI