Dialihkan ke Korban Gempa, Zakat di Masjid Raya Bandung Merosot

TEMPO Interaktif, Bandung - Penerimaan zakat, infaq, dan sodaqoh di Masjid Raya Bandung, Jawa Barat menurun hingga separuhnya dibanding tahun lalu. Dua hari menjelang lebaran, sumbangan yang tercatat baru Rp 46 juta.

Menurut wakil sekretaris panitia Ramadhan Masjid Raya Bandung Atang Wahyudin di kantornya, tahun ini banyak sumbangan yang beralih ke tempat lain. "Sekarang banyak yang langsung memberikan ke korban gempa," ujarnya.

Pemberian ke korban gempa di Jawa Barat itu, kata dia, ada yang diberikan langsung atau dititipkan lewat badan lain serta dompet kemanusiaan di koran. Kecenderungan itu diketahuinya setelah panitia menghubungi sejumlah pemberi zakat masjid itu. Hari ini, diharapkan pembayaran zakat, infaq, dan sodaqoh, meningkat hingga mendekati penerimaan tahun lalu.

Saat itu, menurut Atang, zakat fitrah yang terkumpul mencapai Rp 40 juta dan zakat harta, infaq, dan sodaqoh sebesar Rp 90 juta. Dana itu disalurkan ke fakir miskin yang datang langsung ke masjid, panti asuhan, dan pembangunan masjid lain yang belum selesai. "Kami terima 300-an proposal bantuan, tapi hanya 200 yang akan kami beri setelah diseleksi," katanya.

Sejak dibuka sepekan lalu, pembayar zakat, infaq, dan sodaqoh, lebih banyak berasal dari luar kota. Mereka biasanya tengah singgah di Bandung dan salat di masjid itu. Bentuknya pun hampir seluruhnya berupa uang. Seperti yang dibayar Nita dan seorang kakaknya.

Menurut warga Jalan Sasak Gantung, Bandung, itu, ia sengaja membayar zakat di Masjid Raya Bandung karena dekat dengan tempat kerjanya.

ANWAR SISWADI