Dolar tergelincir ke posisi terlemahnya dalam 13 bulan terhadap dolar Selandia Baru setelah laporan pemerintah menunjukkan perekonomian negara yang terletak di Asia Pasifik itu tanpa diduga-duga menunjukkan titik cerah untuk pertama kalinya dalam enam kuartal terakhir.
Dolar bertekuk lutut di depan 15 dari 16 mata uang terkemuka dunia saat para ekonom memperkirakan bank sentral Amerika, Federal Reserve, akan menjaga suku bunga acuan tetap di antara nol hingga 0,25 persen yang mengisayaratkan bank sentral cenderung bakal menahan laju permintaan kredit. Adapun mata uang negara-negara Asia memposisikan dirinya lebih baik yang dipimpin oleh won Korea Selatan.
“Kondisi global yang meningkat cenderung menimbulkan penjualan dolar secara besar-besaran," kata Sean Callow, analis valuta asing senior di Westpac Banking Corporation, Sydney. “Menurut kami, Fed tak akan mengubah pernyataannya. Jadi akan menjadi kejutan jika mereka mengubah suku bunga acuan ke level yang luar biasa rendahnya dari suku bunga pinjaman pemerintah."
Dolar AS anjlok menjadi US$ 1,4816 per euro pada Selasa sore hari waktu London dari sebelumnya di posisi US$ 1,4790 di New York kemarin. Bahkan, di awal perdagangan dolar AS sempat terperosok ke US$ 1,4842, level terendah sejak 22 September 2008. Mata uang negeri Abang Sam ini merosot ke 1,0220 franc Swiss, setelah sebelumnya terjun ke 1,0189 franc, paling lemah sejak 22 Juli tahun lalu. Adapun yen Jepang merangkak ke 90,71 per dolar AS dari 91,10, dan naik ke 134,43 per euro dari 134,76.
BLOOMBERG | BOBBY CHANDRA