TEMPO Interaktif, Jakarta - Tambang tembaga dan emas Batu Hijau, Nusa Tenggara Timur milik PT Newmont Nusa Tenggara akan mulai berproduksi kembali tiga bulan lagi.
"Proses evakuasi longsor dan pelebaran jalan untuk truk membutuhkan waktu tiga bulan karena harus ada penyesuaian AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)," ujar Direktur Jenderal Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Bambang Setiawan hari ini (28/9) di Jakarta.
Ia mengatakan selama proses perbaikan area tambang itu, produksi Newmont tidak akan terganggu. "Stock pile-nya (cadangan produksi) masih cukup," katanya.
Ditemui secara terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Witoro Soelarno mengatakan produksi tembaga dan emas PT Newmont Nusa Tenggara akan terganggu kalau tambang di Batu Hijau, Nusa Tenggara Timur, tidak kunjung beroperasi dalam dua hingga tiga bulan ke depan.
"Kalaupun ada gangguan, produksi akan turun tidak lebih 10 persen dari target tahun ini," ujarnya. Ia menjelaskan stock pile hanya untuk mengatasi gangguan dalam dua hingga tiga bulan.
Tambang Batu Hijau milik Newmont seminggu yang lalu berhenti sementara karena dinding di sekitar lokasi tambang mengalami longsor.
Witoro mengatakan belum ada kepastian dari perusahaan kapan produksi akan berjalan kembali. "Mereka juga memberikan opsi-opsi apa saja untuk atasi gangguan jika waktunya lama," ujarnya.
SORTA TOBING