Aksi juga dilakukan sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap rencana UNESCO mengenalkan batik ke dunia. "Batik adalah kebanggaan Indonesia, kita harus bangga ketika batik di kenal dunia," kata Nurul Huda, koordinator aksi, yang juga Ketua Paguyuban dan Koperasi Batik Tulis Sidoarjo di lokasi, Selasa (29/9).
Batik, lanjut Nurul, merupakan warisan kebudayaan Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi. Sejak zaman para raja dulu, batik telah digunakan oleh mayoritas masyarakat negeri ini secara turun temurun. Sebab itu, batik harus tetap di jaga. "Aksi ini termasuk menentang klaim Malaysia," terang Nurul.
Dia juga berharap, bukan hanya masyarakat sipil yang mengenakan batik pada 2 Oktober nanti. Akan tetapi, seluruh pegawai pemerintahan, mulai pegawai negeri sipil, polisi hingga tentara, juga diharuskan memakai batik. "Kalau bisa sebentar melepas seragamya sebagai bentuk cinta Indonesia," tutur dia.
Dalam aksinya, selain membagikan brosur, serempak remaja yang kebanyakan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Umum itu membaca janji kecintaan mereka akan batik. Seperti dikatakan Aci, salah satu peserta, "Kami bangga dengan batik, kami akan mensosialisasikanya hingga tidak ada lagi yang mengklaim budaya kami.”
Aksi ditutup dengan pagelaran busana tiga remaja putri cantik. Dengan mengenakan gaun batik, mereka bergaya didepan ratusan pengendara yang berhenti saat lampu merah (trafficlight) perempatan menyala.
MUHAMMAD TAUFIK