TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemadaman listrik secara bergilir disebagian besar wilayah Ibu Kota berbuah untung bagi pedagang genset di Glodok, Jakarta Barat. Penjualan alat pengganti suplai aliran listrik dari PLN ini laris diburu konsumen. Sejak Rabu (30/09) pagi tadi, penjualan genset meningkat hingga 200 persen.
Menurut Pemilik Toko Angkasa Teknik Ridwan Afandi, penjualan genset meningkat tajam. "Biasanya sehari sehari 2-3 unit," kata Ridwan saat ditemui siang tadi. Beruntung sampai siang tadi, kata Ridwan, sebanyak delapan unit genset laku di jual toko ini.
Ridwan menuturkan lonjakan penjualan genset ini biasa terjadi apabila ada kejadian luar biasa seperti banjir dan pemadaman listrik secara massal. "Penjualan kali ini masih kalah dibanding saat musibah banjir melanda jakarta yang dalam sehari bisa terjual 30 genset," katanya.
Genset atau pembangkit listrik mini yang banyak diminati para warga biasanya berkekuatan antara 2000 watt sampai 5000 watt. Harga genset tersebut berkisar antara Rp 2 juta-sampai Rp. 13 juta. "Tergantung merek dan asal negara pembuatnnya," katanya.
Menurut seorang warga Rahmansyah, 54 tahun, dirinya memaksakan diri membeli genset lantaran kesal dengan pemadaman bergilir yang dilakukan di Jakarta. "Saya konsumen nggak mau tahu, yang penting listrik harus menyala," katanya.
Tapi apa lacur, sebagai rakyat kecil warga pegawai swasta ini tidak bisa berbuat banyak. "Solusinya ya beli genset, biar sedikit mahal asal tidak terganggu kenyamanan saya," katanya.
Untung yang diraih toko penjual genset berbanding terbalik dengan jutaan warga yang terkena dampak pemadaman listrik secara bergilir ini. Contoh kecil, Fitri pemilik usaha foto kopi di kawasan Tanjung Duruen, JAkarta Barat terpaksa tutup lantaran tidak ada suplai listrik. "Untungnya tidak terlalu besar tapi cukup buat makan sehari-hari," katanya. Fitri meminta pelayanan listrik terhadap masyarakat harus prima. "Kalau kita rugi nggak ada ganti, tapi kalau telat bayat kita di denda," keluhnya.
Senada dengan itu, Fauzi pemilik warung internet di JAkarta BArat terpaksa tutup sejak pukul 10.00 WIB Rabu (30/09) pagi tadi. "Nggak tahu sampai kapan nyala lagi,"katanya. Sampai pukul 02.30 WIB listrik tak kunjung mengaliri tempat usahanya. "Saya rugi jutaan rupiah," katanya singkat.
RUDY P