Penguatan ini juga dipicu oleh melemahnya dolar dan data yang menunjukkan pertumbuhan domestik bruto (PDB) AS turun dalam triwulan kedua sedikit lebih rendah dari perkiraan. Sementara itu, data juga menunjukkan tenaga kerja di sektor swasta ikut turun ke posisi terendahnya sejak juli 2008.
Harga minyak untuk kontrak November melonjak US$ 3,9 atau 5,85 persen menjadi US$ 70,61 per barel pada perdagangan di New York Mercantile Exchange. Harga minyak ditutup di atas US$ 70 per barel untuk pertama kalinya sejak 22 September.
Sedangkan harga bensin Amerika untuk kontrak Oktober naik 9,78 sen (6 persen) menjadi US$ 1,7259 per galon, harga heating oil untuk kontak Oktober menguat 9,54 sen (5,6 persen) menjadi US$ 1,796 per galon. Kedua kontrak tersebut berakhir Rabu kemarin.
"Kita melihat ada sedikit peningkatan permintaan gasoline sehingga memicu kenaikan harga minyak dari pelemahan sebelumnya,” ujar Tariq Zahir manajer dari Tyche Capital Advisors. “Tetapi kita juga skeptis kenaikan ini akan terus berlanjut.”
Persedian bensin turun 1,6 miliar barel pada 25 September lalu, seiring meningkatnya permintaan sebesar 3,8 persen menjadi 9,13 juta barel per hari. Demmikian menurut data yang dilansir biro energi AS (EIA) Rabu kemarin.
Impor minyak juga turun 2,7 persen menjadi 9,5 barel per hari, tapi meningkatnya kapasitas penyulingan masih mampu menutup penurunan impor.
MARKETWATCH | VIVA B. KUSNANDAR