“Kepedulian wartawan terhadap batik sangat memperngaruhi batik sebagai budaya kita, bukan budaya luar negeri, dari wartawanlah batik bisa lebih dikenal di dunia,” kata Sri Surya Widati, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bantul, Sabtu (3/10).
Giriloyo merupakan kawasan di selatan kabupaten Bantul, tepatnya di sekitar kompleks makam raja-raja Mataram di Imogiri menyimpan potensi wisata yang potensial dikembangkan. Usai gempa bumi Mei 2006 lalu, perajin batik di Giriloyo menunjukan dedikasi mereka untuk tetap bertahan dari tekanan ekonomi. Mereka terus berkarya, melalui canting-cantingnya menorehkan dan menyelesaikan satu demi sati kain batik berbagai motif.
Para wartawan dari media cetak dan elekronik, lokal maupun nasional belajar dari kegigihan dan ketekunan warga di dusun tersebut dalam membatik. Selama ini wartawan sudah melakuan reportase tentang batik. Namun hanya sedikit yang secara langsung melakukan proses membatik, mereka belajar dari ahlinya secara langsung. Paraahli batik bukanlah sosok terkenal, namun mereka adalah ibu-ibu yang sejak usia remaja sudah membatik.
Para wartawan enggerakan jari jemari bukan lagi untuk sekedar menulis berita, mengetik di atas tuts keybord tapi menggerakan dengan memegang canting, mengikuti titik, garis, lengkung dan menghasilkan desain motif sesuai kreasi.
Ternyata, bagi para juru warta membatik sangat rumit. Bahakan berulang menghapus gambar sketsa yang sudah ditoreh dengan pensil di atas kain putih yang sudah disediakan.
“Membatik itu ternyata sangat sulit, ibu-ibu di sini sangat ahli, kami bisa merasakan betapa rumitnya membatik,” kata Angelia Dewi Candra, wartawan radio yang ikut membatik.
Para wartawan berharap dengan terlibat langsung mengetahui proses membatik, cara pandang dan rasa memiliki bisa lebih bermakna. Siapa tahu masih ada pengetahuan, atau nilai-nilai dasar membatik yang belum terangkat selama ini bisa terpublikasikan dalam artikel/berita.
Para wartawan pun tidak menggamar motif baku, namun sesuka dan sebisamereka. Apa yang ada di pikiran mereka digambar di atas kain putih. Lalu diberi “malam” denganncanting. Proses selanjutnya peawrnaan yang dipandu oleh para ibu yang sudah siap mengajari mereka.
Judiman, Ketua Forum Wartawan Bantul menyebutkan cukup banyak motif batik dan industri kecil berkembang di Bantul. Giriloyo adalah satu sentra batik yang hingga kini eksis dan sudah menjadi daerah tujuan wisata baru di kawasan selatan Bantul.
“Batik Giriloyo ini justru menjadi batikyang dipesan dari daerah di luar Yogyakarta, maka bisamenjadi cinderamata yang khas,” kata dia
MUH SYAIFULLAH