Meskipun inflasi Agustus sudah berada di atas ekspetasi, dia menambahkan, BI sepertinya tidak memberi tanda-tanda akan kembali menaikkan patokan suku bunga dalam waktu dekat. Inflasi dinilai masih terjaga.
“Kecuali Ramadan, Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam beberapa bulan ke depan akan lebih rendah. Hingga akhir tahun ini, kami perkirakan IHK akan berada di sekitar 4 persen,” kata Chua dalam Citgroup: Asia Macro and Strategy Outlook, termasuk tentang perekonomian Indonesia, yang diterima Tempo.
BI akan mengumumkan suku bunga patokan dalam Rapat Dewan Gubernur bank sentral hari ini.
Chua memperkirakan, BI baru akan kembali menaikkan suku bunga patokan ke 7,5 persen akhir tahun depan. Bahkan bisa jadi, jika harga komoditas melonjak sangat tinggi, BI Rate terpaksa harus dinaikkan hingga 8 persen.
“Kalau harga minyak mentah sampai menembus US$ 80 per barel, kami terpaksa menaikkan prediksi inflasi Indonesia tahun depan di 5,3 persen hingga 6 persen,” ujarnya.
Selain inflasi yang dinilai masih terjaga, menurut dia, BI Rate juga dipertahankan karena akhir-akhir ini nilai tukar rupiah sudah terapresiasi sangat tajam (menguat).
“Penguatan rupiah itu akan memperkecil tekanan terhadap inflasi ke depan,” ujar Chua dalam Citigroup: Emerging Markets Daily. BI hingga akhir tahun ini memprediksi inflasi akan berada di 4 persen.
Dia menambahkan, momentum penguatan rupiah membuat inflasi tetap berada sesuai ekspetasi. Citigroup pun memprediksi dalam enam hingga sembilan bulan ke depan, nilai tukar rupiah akan menembus ke level 9.500-9.600 per dolar AS.
GRACE S GANDHI