TEMPO Interaktif, Jakarta - Untuk memadamkan kebakaran lahan yang masih terjadi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kalimantan Tengah bersama-sama dengan pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mendatangkan pesawat helikopter pemadam kebakaran buatan Rusia jenis Kamov .
"Pesawat helikopter yang bisa mengangkut ribuan liter air dalam kondisi terbang ini dipastikan bisa menanggulangi kebakaran lahan yang masih terjadi saat ini," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Kardinal Tarung kepada wartawan, Kamis (8/10), di Palangkaraya.
Menurut Kardinal, pesawat Kamov ini datang pada kemarin siang, Rabu (7/10) dan dijadwalkan pada Kamis (8/10) hari ini sudah mulai beroperasi. Dijelaskannya, kedatangan pesawat ini atas permintaan Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana. "Dan saat ini masih terjadi kebakaran lahan yang cukup luas, terutama di sekitar Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, dan kondisi itu bisa dilihat dari udara. Kebakaran ini jelas mengganggu penerbangan karena pada pagi hari Bandara Tjilik Riwut ditutupi asap," ujarnya.
Dipaparkan Kardinal, kebakaran lahan baru bisa dipadamkan degan menggunakan pesawat Kamov dengan menumpahkan berton-ton air karena lahan yang terbakar merupakan lahan gambut yang memerlukan banyak air. Ini untuk memadamkan pusat kebakaran yang hampir berada di kedalaman delapan meter dari permukaan lahan gambut, jelas Kardinal. "Kami takutkan dengan adanya hujan malah menimbulkan bertambahnya asap karena apabila air yang kita siramkan itu sedikit malah akan menambah asap," katanya.
Sementara itu, menurut Staf Balai Konsevasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah, Andreas Dody, mengatakan bahwa saat ini berdasarkan data satelit, jumlah titik panas di Kalimantan Tengah sudah mulai menurun tajam. “Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh turunnya hujan dalam beberapa hari terakhir . Sehingga titik panas mengalami penurunan," ujarnya.
Dicontohkannya, pada Kamis (1/10) ditemukan 14 titik panas, pada Jumat (2/10) turun menjadi 8 titik panas, pada Sabtu (3/10) nihil, pada Minggu (4/10) ada 4 titik panas, pada Senin (5/10) nihil, dan pada Selasa (6/10) ada 1 titik panas.
Sementara menurut Dody, data titik panas pada Rabu (7/10) dan Kamis (8/10) masih belum belum diketahui.
KARANA W