Diantara Investor yang berminat adalah Sinarmas Group, Wings Group, Sampoerna Agro, dan Medco Agro. Menurut Agus, pertemuan ini penting untuk menciptakan kesinambungan antara korporasi sebagai investor dan pemerintah serta perbankan untuk menghilangkan hambatan-hambatan berinvestasi di ujung timur di Indonesia itu.
Pulau yang berjuluk Mutiara di timur itu memiliki berbagai potensi sumber daya mineral mulai dari bijih tembaga, batubara, emas, batu gamping, timah dan granit. Agus melanjutkan, Kabupaten Teluk Bintuni di Papua Barat memiliki ladang minyak bumi hingga 7 juta barel minyak mentah. Sedangkan di daerah Wariagar terdapat kandungan minyak mentah sebesar 5.000 BOPD (Barrels Of Oil Per Day) atau sekitar 795.000 liter perhari.
Volume cadangan gas alam terbesar terdapat di Teluk Bintuni di daerah Babo dengan volume cadangan mencapai sebesar 14,3 triliun cubic feet, yang saat ini telah dieksploitasi oleh BP Amoco dengan proyek “LNG Tangguh”. Sementara batubara terdapat di daerah Nimboran dengan cadangan 6,3 juta metrik ton dan di daerah Horna dengan 4,5 juta metrik ton.
Menurut Agus realisasi investasi yang rendah di sana disebabkan kondisi geografis Pulau Papua yang didominasi perbukitan dan pegunungan terjal. "Sehingga menyulitkan pengembangan infrastruktur," ujarnya.
REZA MAULANA