TEMPO Interaktif, Cilacap - Suhardin, 55 tahun, nelayan Cilacap yang hilang tergulung ombak pada Kamis (8/10) lalu akhirnya ditemukan oleh Tim SAR Wijayakusuma Cilacap, Jawa Tengah, dalam kondisi sudah menjadi mayat.
Jenazah Suhadirin ditemukan mengapung tak bernyawa di perairan Rawajarit, Desa Menganti, Kecamatan Kesugihan, sekitar tiga kilometer dari lokasi kecelakaan.
Suhadirin adalah awak perahu jukung yang diawaki empat nelayan Cilacap. Perahu itu terbalik dihantam ombak di perairan Pantai Lengkong, Mertasinga, Cilacap Utara. Pada insiden kecelakaan laut tersebut tiga orang selamat dan satu orang hilang.
Tiga korban selamat adalah Arjo Kisman, 55 tahun, Jumadi, 50 tahun, dan Kastam, 30 tahun. Sedangkan yang tak bisa diselamatkan Suhadirin. Para korban semuanya berasal dari Mertasinga.
Sejak kecelakaan itu terjadi langsung dilakukan pencarian oleh Tim SAR Wijayakusuma. Pencarian dilakukan dengan menyisir pantai dari barat hingga timur.
Sementara itu cuaca buruk tengah melanda laut Jawa bagian selatan. Petugas Stasiun Meteorologi Cilacap memprakirakan gelombang setinggi empat meter berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa. Tinggi gelombang laut maksimum pada Senin (12/10).
"Cuaca buruk karena tinggi gelombang diprakirakan berkisar antara tiga hingga empat meter. Kondisi demikian ini berbahaya bagi semua jenis pelayaran," kata Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap, Teguh Wardoyo di Cilacap, Minggu (11/10).
Ketinggian gelombang tersebut diperkirakan karena pengaruh hembusan angin timuran. Kecepatan angin bisa berkisar antara 25-60 kilometer per jam dan bertiup dari arah timur hingga selatan. Sedangkan di Samudera Hindia, ketinggian gelombang bisa mencapai tiga meter akibat pengaruh angin yang bertiup hingga 30-60 kilometer per jam.
ARIS ANDRIANTO