Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara Fahmi Mochtar menjelaskan proyek PLTU Tanjung Awar-Awar dengan kapasitan 2x350 MW membutuhkan dana terbanyak US$ 372 juta dan Rp 1,1 triliun. "Karena kebutuhannya besar kemungkinan pinjam dari Cina lagi," ujarnya usai penekenan kredit pendanaan pembangunan empat proyek PLTU di kantor Departemen Keuangan, Rabu (14/10).
Proyek yang lain yaitu PLTU Tanjung Balai Karimun senilai US$ 7 juta dan Rp 71 miliar, PLTU Bengkalis senilai US$ 8 juta dan Rp 132 miliar, PLTU Riau Selat Panjang senilai US$ 9 juta dan Rp 111 miliar serta PLTU Parit Baru senilai US$ 62 juta dan Rp 300 miliar.
Fahmi mengatakan untuk proyek di luar Jawa, persero akan mencari pendanaan dari bank lokal. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan Asosiasi Bank Daerah, lanjutnya, telah menyatakan minatnya. "Mungkin akan konsorsium," ucapnya.
Hari ini PLN meneken kredit pendanaan pembangunan empat PLTU masing-masing dua PLTU dengan China Development Bank dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), serta dua proyek PLTU yang dibiayai konsorsium Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, dan Bank Rakyat Indonesia.
PLTU 2 Adipala, Jawa Tengah dan PLTU Teluk Sirih, Sumatera Barat mendapat pinjaman US$ 625 juta dan US$ 138 juta dari CDB. Sementara PLTU Tarahan, Lampung dan PLTU Pangkalan Susu, Sumatera Utara dengan nilai total Rp 3,9 triliun, atau 85 persen dari nilai proyek, dibiayai oleh konsorsium bank pemerintah.
CDB memberikan tenor pinjaman selama 13 tahun termasuk grace periode hingga 3 tahun. Suku bunga mengacu London Interest Bank Offered Rate (LIBOR). Sedangkan tenor kredit konsorsium bank pemerintah selama 10 tahun termasuk grace period hingga 3 tahun dan suku bunga mengacu Jakarta Interest Bank Offered Rate (JIBOR).
Dari jumlah itu, Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia masing-masing menyalurkan kredit sebanyak Rp 1,28 triliun. Bank Rakyat Indonesia menyalurkan kredit sebanyak Rp 1,38 triliun.
Direktur Korporasi BNI Krishna Suparto mengatakan persero juga tengah memproses kredit untuk Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Luar Jawa-Bali Rp 675,52 miliar, Protek Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa-Bali Rp 700 miliar, dan proyek Transmisi Gardu Induk Areva Rp 73,84 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut baik pengucuran pendanaan oleh konsorsium bank pemerintah. Namun dia mengingkatkan agar debitur dan kreditur menjaga kebijakan program tetap transparan, efisien, dan sistem tata kelola perusahaan yang baik.
RIEKA RAHADIANA