TEMPO Interaktif, Jakarta - Fungsionaris Partai Golkar pendukung Surya Paloh, Aryadi Ahmad mengatakan, kubunya tidak akan masuk dalam kepengurusan Partai Golkar dibawah kepemimpinan Aburizal Bakrie di kepengurusan 2009-2015. "Kami akan tolak kalau diminta," kata Aryadi di Jakarta, Kamis (15/10).
Dia memaparkan sebagai kubu yang kalah, "maka kami tidak akan masuk kepengurusan." Ditanya Surya Paloh diberi jabatan tertentu, Aryadi mengatakan belum mendapat informasi soal itu. "Tapi saya kira kalau saya jadi Surya Paloh jika diminta pun tidak akan masuk," katanya. Hal sama, kata dia, dilakukan kubu Akbar Tandjung ketika kalah dalam pemilihan Ketua Umum tahun 2004. "Akan mengkritisi saja, tidak masuk kepengurusan," ujarnya.
Menurut dia, kubu pemenang alias pendukung Aburizal Bakrie yang harus bertanggung jawab soal keberhasilan Partai Golkar dan arah politik bagi kemajuan partai. "Tinggal bagaimana pelaksanaan program kepengurusan yang baru," katanya.
Dia mengingatkan kepengurusan yang baru harus lebih peduli pada hal yang subtantif bukan sekadar prosedural. "Itu inti keberhasilan," katanya. Bahkan dia mengingatkan kepengurusan seperti saat ini sangat kurang menunjang dalam kinerja yang lebik baik. "Ada kritikan artinya ada yang salah dan hal itu harus diperbaiki," katanya.
Hingga saat ini, kepengurusan Partai Golkar masih disusun. Tim formatur dan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, sedang menyelesaikan kepengurusan bahkan anggota Dewan Pertimbangan belum dibuat.
Sedangkan pendukung Yuddy Chrisnandi, Indra Jaya Piliang mengatakan pihaknya akan siap dipilih masuk ke dalam kepengurusan baru. "Sekarang tidak ada tim sukses, hanya Golkar yang menang dan kalah," katanya. Namun ditanya apakah sudah ditawari, dia mengatakan menyerahkan kepada Ketua Umum Aburizal Bakrie. "Kalau menteri menunggu telpon presiden, kita tunggu telpon dari pengurus," katanya.
EKO ARI WIBOWO