TEMPO Interaktif, Gorontalo - Adham Dambea, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kota Gorontalo, mengaku telah dipecat sebagai ketua partai oleh pimpinan Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi Gorontalo. Pemecatan tersebut dilakukan karena Adhan Dambea memilih Surya Paloh dalam Musyarah Nasional Partai Golkar yang berlangsung di Pekanbaru 4-7 Oktober lalu.
“Saya sudah dipecat sebagai ketua DPD II Golkar karena dianggap pengkhianat telah memilih Surya Paloh dalam Munas lalu," kata Adhan Dambea, Jumat (16/10).
Adhan yang juga adalah wali kota Gorontalo tersebut mengatakan, pemecatan terhadap dirinya dilakukan melalui rapat pimpinan daerah Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi Gorontalo pada Rabu (14/10) lalu.
Akan tetapi, kata Adhan, sesuai dengan aturan, yang berhak memecat dirinya bukanlah pimpinan Dewan Pimpinan Daerah I Partai Golkar, melainkan Pimpinan partai Golkar tingkat Kecamatan. “Sebab yang memilih saya sebagai ketua yakni pimpinan Golkar Kecamatan, bukan DPD I," jelasnya.
Dia menambahkan, jika dirinya dipecat hanya karena memilih Surya Paloh, berarti ada sekitar 240 ketua-ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar se-Indonesia yang memilih Surya Paloh dalam Munas lalu ikut dipecat juga. “Ini tidak rasional, masak hanya karena memilih Surya Paloh saya dipecat,” tandasnya.
Namun sampai dengan saat ini, tambah Adhan, dirinya belum menerima surat keputusan pemecatan yang terhadap dirinya oleh Dewan Pimpinan Daerah I Partai Golkar Gorontalo.
“ Saya masih menunggu surat keputasannya,” ujar dia.
Jika saja dirinya telah menerima surat keputasan pemecatan itu, kata Adhan, maka dirinya akan tetap bertahan sebagai kader Golkar dan akan menuntut balik pimpinan Partai Golkar Provinsi Gorontalo di pengadilan. “Saya akan tuntut karena tidak sesuai prosedur. Dan yang akan saya tuntut tentu adalah Fadel Muhammad, sebab dia adalah ketua DPD I Golkar Provinsi Gorontalo," katanya.
Fadel Muhmmad sendiri saat dikonfirmasi Tempo tidak berada di tempat. Begitu juga dengan Marten Taha, Sekretaris Partai Golkar Provinsi Gorontalo itu, saat dihubungi lewat telepon selulernya tidak memberikan jawaban.
CHRISTOPEL PAINO