“Secara keseluruhan, kami bisa mengatakan bahwa ekonomi India di tengah krisis ekonomi internasional saat ini, sangat bagus,” kata C. Rangarajan, Chairman of the Prime Minister's Economic Advisory Council.
Dalam laporan tahunannya, pemerintah India mengungkapkan arus modal yang masuk dan realisasi jumlah proyek tahun ini mencapai US$ 57,3 miliar dari US$ 9,1 miliar tahun lalu. Sedangkan proyeksi produksi industri akan tumbuh sebesar 8,2 persen, melonjak dari 3,9 persen tahun lalu.
Laporan terbaru proyeksi pertumbuhan India ini lebih optimistis dibandingkan dengan prediksi bank sentral di negara itu pada Juli lalu. Bank sentral India memperkirakan pertumbuhan hanya akan mencapai 6 persen pada tahun fiskal 2009 yang akan berakhir pada Maret 2010.
Tahun fiskal sebelumnya, pertumbuhan India terjungkal hingga ke 6,7 persen. Padahal, sebelumnya negara ini rata-rata mengalami pertumbuhan 8,8 persen selama lima tahun sebelumnya.
Masalah inflasi dan membengkaknya defisit anggaran pemerintah masih menjadi fokus perhatian pemerintah yang serius di negara dengan perekonomian ketiga terbesar di dunia ini.
“Salah satu hal yang sangat mengganggu bagi pertumbuhan ekonomi kami adalah inflasi,” ujar Rangarajan. “Jika inflasi sangat buruk (tinggi) sampai akhir tahun, sudah tentu kami harus mengubah kebijakan moneter.”
Sampai akhir tahun fiskal ini, pemerintah India mentargetkan inflasi akan mencapai 6 persen. Lebih tinggi dari prediks bank sentral India pada Juli lalu bahwa inflasi akan mencapai 5 persen.
Sedangkan total defisit pada tahun fiskal ini diperkirakan akan membengkak hingga ke 10,1 persen dari Produk Domestik Bruto, melonjak dari tahun lalu yang mencapai 8,6 persen.
AP | GRACE S GANDHI