Alhasil, pada pentupan perdagangan sesi pertama, Kamis (22/10) siang ini indeks harga saham gabungan kembali terpangkas 23,995 poin atau 0,97 persen ke level 2.452,802 dibandingkan posisi sebelumnya, Rabu (21/10), di posisi 2.476,797.
Sebanyak 121 saham kembali rontok, dan hanya 54 saham yang naik, serta 62 saham harganya tidak berubah. Volume perdagangan hanya 1,67 miliar saham, dengan nilai Rp 2,45 triliun, serta frekuensi kurang dari 46 ribu kali. Di tengah minimnya transaksi, investor asing mencatat penjualan bersih senilai Rp 302,6 miliar.
Analis dari PT BNI Securities, Asti Pohan, menjelaskan perkiraan dari para analis bahwa laporan keuangan korporasi besar di Amerika Serikat akan turun membuat indek Dow Jones merosot Rabu (21/10) waktu setempat, yang diikuti pula oleh turunnya bursa regional hari ini.
Meski pun harga minyak terus menunjukkan tren kenaikan hingga menembus level US$ 81 per barel yang diikuti pula dengan komoditas lainnya, namun tetap tidak mampu menopang indeks. “Pengumuman susunan kabinet periode 2009- 2014 semalam pun tidak akan banyak mempengaruhi pasar,” ujarnya.
Sentimen negatif regional masih akan mendominasi bursa, sehingga indeks akan cenderung melemah. “Harga minyak melebihi US$ 75 per barel kini menimbulkan spekulasi meningkatnya laju inflasi sehingga akan menekan saham sektor perbankan,” tuturnya.
Tekanan jual pada hari ini menjadikan saham Astra International kembali anjlok Rp 600 per saham, Astra Agro lestari jatuh Rp 450, United Tractor merosot Rp 450, Bumi Resources jatuh Rp 125, Indocement turun Rp 250, PGAS terkoreksi Rp 75, serta Telkom juga tergelincir Rp 100 per saham.
Indeks pada Kamis ini diperkirakan masih akan bergerak di kisaran antara 2.440 hingga 2.480. Adapun nilai tukar rupiah pada pukul 12.25 WIB siang ini berada di level 9.460 per dolar AS, melemah 45 poin dari penutupan kemarin yang di 9.420 per dolar AS.
VIVA B. KUSNANDAR