TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan fluktuasi harga minyak mentah dunia harus cepat diantisipasi dengan strategi jitu.
Menurutnya, kenaikan minyak dipengaruhi dua faktor yakni pasokan dan permintaan. Dari sisi pasokan, dia melanjutkan, karena tak ada pilihan maka pemerintah harus mendorong investasi dan penggunaan teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksi.
"Daerah terpencil dan lapangan marginal harus meningkatkan oil recovery dengan peningkatan teknologi," ujarnya usai konferensi pers National Summit di kantor Menteri Koordinator Perekonomian hari ini.
Hatta optimistis bisa mencapai hal itu jika pemerintah membangun iklim investasi. Salah satunya dengan mengeliminasi hambatan investasi energi. Apalagi Indonesia memiliki produksi ekuivalen minyak mentah di atas 300 juta barel dan telah melakukan konversi ke gas dan batubara.
Dari sisi permintaan, dia berpendapat penggunaan energi harus berkelanjutan dan hemat. "Tak boleh ada yang boros energi, tapi ada yang belum teraliri listrik," kata dia. Dengan pendekatan pasokan dan permintaan, akan tercipta ketahanan energi yang baik.
Selain dua sisi itu, Hatta mengatakan Pertamina sebagai perusahaan minyak negara juga harus meningkatkan kinerjanya menjadi perusahaan kelas dunia guna mendukung strategi. Karena itu, persero tak bisa melakukan bisnis pada umumnya di masa datang.
"Tak boleh ada konflik kepentingan seperti intervensi kepentingan tertentu," ujarnya.
RIEKA RAHADIANA