Langkah ini menurut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Rachmat Gobel diperlukan sebab selama ini sumbatan tersebut menjadi penyebab terjadinya gejala deindustriliasasi dini dalam perekonomian nasional.
“Sangat penting juga agar respons positif dari dalam negeri dan luar negeri terhadap pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu ke II ini bisa terjaga,” katanya
dalam siaran pidato dalam Sidang Komisi Revitalisasi Industri dan Jasa dalam National Summit di Jakarta Kamis.
Dengan begitu, dia melanjutkan, kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di sektor industri pengolahan bisa kembali meningkat. Rachmat mengatakan pelemahan kinerja sektor industri pengolahan yang terjadi sejak krisis 1998 lalu telah menimbulkan dampak yang sangat luas bagi perekonomian.
Struktur ekonomi menjadi semakin rapuh, karena hanya didukung oleh perkembangan sektor-sektor yang kurang menyerap tenaga kerja dan cenderung menyerap pekerja informal. Gejala ini perlu segera diatasi karena tidak sejalan dengan pematangan struktur ekonomi agar menjadi lebih tangguh dan modern, yang bisa menyejahterakan lapisan terbesar masyarakat. ”Indonesia akan sangat sulit menjadi negara maju jika sektor informal terlalu besar karena produktivitas perekonomian akan meningkat dengan lambat dan pada akhirnya daya saing perekonomian akan tetap lemah,” katanya.
Padahal, Indonesia sebetulnya memiliki potensi lebih dari cukup untuk menata ulang sektor industri, agar bisa menjadi tulang punggung dalam memajukan perekonomian. Stabilitas politik sangat kondusif, sumber daya alam dan pasar dalam negeri yang besar tidak dipunyai oleh pesaing.
Rachmat mengatakan, melihat potensi yang besar ini, sesungguhnya banyak investor yang tertarik untuk mengembangkan investasi pada sektor industri pengolahan di Indonesia. Namun mereka masih bersikap menunggu, untuk memastikan ke arah mana kebijakan industri Indonesia ke depan. ”Beberapa waktu lalu saya mendapat kabar, sudah ada perusahaan MNC dari Jepang yang akan menambahkan investasinya di Indonesia. Dan investasi tersebut akan terus bertambah jika kebijakan pemerintah dinilai kondusif dalam mengatasi berbagai masalah yang ada saat ini,” katanya.
Sebagai salah atau pengurus Kadin Indonesia, Rachmat sangat mengharapkan, berbagai masukan yang telah disampaikan melalui Visi 2030 dean Roadmap 2015 Kadin Bidang Industri kepada pemerintah, termasuk melalui forum Bussiness Summit ini betul-betul mendapat perhatian jajaran ekonomi KIB II.
SETRI