“Konsentrasinya cukup tinggi di situ,” terang Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Widayanto, Rabu (4/11). Menurutnya, dua bakteri tersebut telah merenggut enam warga Kelurahan Pamijen Kecamatan Sokaraja pada pekan lalu. Dari hasil pengamatan di lapangan, kata dia, sanitasi warga setempat cukup rendah.
Warga, kata Wdiyanto, menggunakan air sungai untuk mencuci, mandi, dan gosok gigi. Padahal, ditempat itu juga warga membuang kotoran manusia dari septic tank serta sampah rumah tangga ke sungai tersebut.
Dinas sendiri sudah melakukan kaporisasi di sumber mata air yang digunakan warga. Selain kaporisasi di sungai, sumur gali milikm warga juga dikaporisasi. “Kami juga sudah melarang warga untuk menggunakan air sungai untuk kegiatan sehari-hari,” tegasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, PDAM Purwokerto juga sudah menyalurkan air bersih ke warga. Penyaluran tersebut dilakukan hingga bakteri yang ada benar-benar musnah.
Ditemui terpisah, Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum Margono Soekardjo, Mohammad Tarqib menyatakan bahwa secara klinis, enam warga yang meninggal disebabkan oleh kolera. “Tidak ada demam, dehidrasi akut, terus gagal ginjal. Ini kolera yang menyebabkan,” katanya.
Tarqib mengatakan, ada 21 warga Pamijen yang sempat dirawat di rumah sakit itu. Namun saying, enam diantaranya meninggal dunia karena terlambat berobat.
ARIS ANDRIANTO