TEMPO Interaktif, Makassar - Wali Kota Makassar Ilham Arif Sirahuddin menilai permintaan Nurdin Halid agar dirinya mundur dari pencalonan Ketua Partai Golkar Sulawesi Selatan mencerminkan sikap tidak demokratis. "Sangat tidak elegan menyuruh orang saya mundur," ujar Ilham, Kamis (5/11).
Nurdin Halid, salah satu pengurus Golkar pusat, saat di Makassar melontarkan seruan agar Ilham mendur dari pencalonan. Anggota DPR RI yang pernah tersandung skandal Bulog ini terang-terangan menyokong Syahrul Yasin Limpo untuk memimpin Golkar Sulawesi Selatan, yang kini di tangan Ilham.
Tidak jelas alasan Nurdin Halid meminta Ilham turun. Yang pasti sewaktu pemilihan ketua umum Golkar di Pekanbaru lalu, Ilham dan sejumlah ketua Golkar daerah tak mendukung Aburizal Bakrie. Ia terang-terangan menyokong Surya Paloh.
Ilham yang menjadi Ketua Golkar Sulawesi Selatan mengantikan Amin Syam, menyatakan tetap maju melawan Syahrul. Tak peduli, Gubernur Sulawesi Selatan ini didukung orang-orang Golkar pusat. "Di era era terbuka seperti ini boleh aja Pak Nurdin mengarahkan dukungan pada Pak Syahrul atau menyuruh saya mundur," katanya.
Tapi, menurut dia, sikap itu bertentangan dengan dinamika Golkar yang sudah demokratis. Sehingga tidak jamannya lagi seseorang menekan orang lain. "Apalagi menekan agar saya mundur cuma karena ingin mengajukan calon lain," ujar Ilham
Siang tadi Ilham menemui Syahrul di kantor gubernuran. Ilham mengaku tidak membicarakan ihwal perebutan kursi Golkar. Ia membahas soal Visit Makasar 2011 mendatang. "Kami minta gubernur membuka acara itu," kata Ilham.
Syahrul pun tidak menanggapi lontaran Nurdin Halid yang "menguntungkan" dirinya. Menurut dia, meski dirinya dan Ilham adalah rival politik mereka tetap menjalin komunikasi. "Orang luar saja
melihat kami berlawanan. Apalagi menjelang musyawarah, sudah pasti orang-orang
di luar sana tambah ribut. Saya sangat butuh Ilham untuk bekerja sama membangun
daerah," ujar Syahrul sambil merangkul Ilham.
HAPSA MARALA