"Lima tahun mendatang ini akan kita lakukan revitalisasi, dalam 100 hari ini harus dibuat masterplan, roadmap untuk revitalisasi industri-industri pertahanan ini," kata presiden usai rapat kabinet di kantor presiden, Kamis (05/11).
Yudhoyono menyebutkan perusahaan yang terkait industri pertahanan misalnya PT PAL di Surabaya, PT DI dan PT Pindad di Bandung dan industri strategis lainnya. Karena krisis, insdustri tersebut mengalami persoalan yang cukup serius padahal industri pertahanan sudah dikembangkan cukup lama dan memiliki penguasaan teknologi yang tinggi serta sumber daya manusia yang handal.
Selain itu, lima tahun yang lalu ekonomi juga belum tumbuh baik dan APBN juga belum cukup mampu untuk membiayai banyak. Industri pertahanan juga diharapkan akan memperoleh pembiayaan dari perbankan dalam negeri.
Selain revitalisasi industri pertahanan, pemerintah juga memprioritaskan penanggulangan terorisme dalam program 100 harinya. Menurut presiden, terorisme masih merupakan ancaman bagi negeri ini. "Kita tidak ingin terus terjadi di negeri kita, mengakibatkan korban jiwa dan benda milik publik atau masyarakat luas dan juga korban bagi putra putri kita," katanya.
Penanggulangan terorisme nantinya tidak hanya mengedepankan segi-segi penindakan atau operasi mliter, operasi intelijen dan sejenisnya tetapi juga harus melalui pencegahan dan penangkalan tindak pidana terorisme. Pemerintah akan mengajak tokoh atau pemuka masyarakat dan pihak terkait untuk menjadi bagian dari upaya besar pencegahan dan penangkalan terorisme melalui jalur pendidikan.
Dalam 100 hari, presiden berharap peningkatan kapasitas, restrukturisasi dan penetapan lembaga penanggulangan terorisme harus segera rampung.
GUNANTO E S