Senin lalu (2/11), Bagus mendapat hadiah pukulan dari guru olahraganya, Lilik. Dia dipukul di bagian tangan kanan dan mukanya dengan kemoceng hingga memar. "Pak Lilik pikir saya ke luar kelas dan tidak nulis, padahal nulis. Dia mungkin kesal karena saya belum beli kaos olahraga baru," kata Bagus di rumahnya, di RT 06/01 Penggilingan, Cakung, sambil menunjukkan bekas lukanya.
Pemukulan terhadap Bagus terjadi saat pergantian pelajaran sekitar pukul 16.00 WIB (2/11). Menurut Fitri, teman sekelasnya, pemukulan terjadi saat guru yang harusnya mulai mengajar belum masuk kelas.
Narti, 32 tahun, ibu Bagus, mengaku sempat bingung melihat anaknya ogah sekolah. Menurutnya, Bagus baru cerita setelah didesak terus menerus. Tidak ingin anaknya terus-terusan bolos, Rabu kemarin, Narti pun mendatangi kepala sekolah. "Saya meminta penjelasan, sekaligus beli kaos olahraga baru." Kepala sekolah, kata Narti, berjanji akan memanggil Lilik untuk minta penjelasan.
Aksi pemukulan murid oleh Lilik ternyata bukan hanya sekali ini saja. Beberapa murid mengaku pernah menjadi korbannya, antara lain sebut saja Aldi Setyawan dan Deden. Menurut mereka banyak murid pernah mendapat hadiah pukuan dengan kemoceng andalannya. "Banyak murid yang sudah kena, Pak Lilik memang galak" kata Aldi.
Akan tetapi Lilik membantah. "Apa saya sudah gila memukul anak kecil begitu," kata Kepala Sekolah SD Malaka Jaya 13 Petang Busani menirukan ucapan Lilik. Namun, saat wartawan ingin menemui guru yang bersangkutan dia tidak ada di tempat. Pelajaran olahraga Kamis kemarin pun ditiadakan.
Narti dan suaminya, Hasan berharap sekolah tidak lagi membiarkan ada guru yang memberi teguran dengan cara memukul. Maklum, Adip, adik Bagus juga sekolah di tempat yang sama. "Kalau menegur jangan dengan dipukul."
RINA WIDIASTUTI