Sementara majalah yang sama dalam survei "Top 1000 World Bank Rankings" Juli lalu mendapati pertumbuhan bank konvensional hanya 6,8 persen.
Negara-negara The Gulf Cooperation Council (GCC) mendominasi sektor keuangan syariah dengan pertumbuhan sebesar 42,9 persen atau US$ 353,2 miliar dari total rata-rata global. Iran masih menjadi pasar terbesar bagi asset berbasis bersyariah, dengan proporsi sebesar 35,6 persen dari total aset secara global.
Di luar wilayah Timur Tengah, Malaysia masih menjadi pemain terbesar industri ini mencapai 10,5 persen dari total aset global. Indonesia berada diperingkat ke-17. Sementara laju pertumbuhan compounded selama periode 2006-2009 sebesar 27,86 persen per tahun. Perkiraan total aset pada 2010 hampir mencapai US$ 1,033 miliar.
Editor The Banker, Brian Caplen, mengatakan industri syariah terlindung dari krisis global akibat pengelolaan risiko yang konservatif dan adanya hubungan kuat antara sektor keuangan dan aset riil. Sementara Deputi CEO HSBC Amanah, David Dew, menilai industi keuangan syariah perlu terus menganalisa pertumbuhannya dengan cermat. "Jika ingin benar-benar menjadi alternatif bagi sistem perbankan konvensional di beberapa pasar yang penting," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (5/11).
Memasuki tahun ke-3, laporan The Banker’s Top 500 Islamic Financial Institution merupakan satu-satunya acuan tahunan yang menggambarkan perkembangan dari lembaga keuangan syariah yang ada. Laporan ini mendata lebih dari 600 institusi perbankan retail, perbankan komersial, dan bank investmasi, perusahaan-perusahaan asuransi dan manajer investasi berdasarkan aset mereka yang sesuai prinsip-prinsip syariah.
REZA MAULANA