Untuk memadamkan api, dikerahkan sebanyak 80-an warga yang berasal dari enam desa yang berbatasan langsung dengan kawasan tahura. Berdasarkan pantauannya, saat itu kawasan tahura yang terbakar di sekitar Prigen sekitar 200 an hektare. Vegetasi yang terbakar diantaranya jenis cemara dan akasia hutan serta sejumlah tanaman hasil rehabilitasi lahan enam tahun lalu. Pohon setinggi 7 meter ini, kata Jodi, jika terbakar terancam mati.
Akibat kebakaran ini, kini sejumlah areal hutan tengah dalam kondisi kritis, rawan longsor serta berdampak terhadap persediaan sumber mata air untuk memenuhi pasokan air minum warga setempat. Untuk itu, pasca kebakaran ini tengah digagas untuk merehabilitasi kawasan agar kembali pulih. Kelompok tani beserta pemerintah setempat telah menyiapkan bibit tanaman untuk merehabilitasi hutan.
Penyebab kebakaran, diperkirakan akibat ulah manusia. Kepala Seksi Tahuran R Soetarjo Wilayah Pasuruan, Gatot Sundoro mengatakan penyebab kebakaran diantaranya petani yang mengerjakan pembukaan lahan dengan membakar lahan, perburuan satwa dengan membakar vegetasi, api unggun dan rokok pendaki yang tak dimatikan. Serta karena faktor alam, saat musim kemarau gesekan ranting menyebabkan kebakaran. "Ada juga warga yang membuat arang di hutan juga melakukan pembakaran," jelasnya.
Selama 2008 total luas hutan yang terbakar mencapai 190 hektare hektare. Hutan yang terbakar itu berada di lereng Gunung Arjuno yang masuk daerah Kabupaten Malang, Pasuruan, dan Mojokerto. Peranan relawan dari Kelompok Tani Tahura dinilai efektif, sejak dua tahun terakhir luas hutan yang terbakar terus menurun.
Tahun 2006 luas hutan yang terbakar seluas 4300 Ha, sedangkan tahun 2007 turun menjadi 400 Ha. Luas hutan Tahura R Soerjo sekitar 27 ribu Ha, yang berada di lereng Gunung Arjuno yang terletak di daerah Pasuruan, Malang, Batu, Mojokerto dan Jombang. Tumbuh subur di hutan lindung ini berbagai jenis vegetasi rimba dan menjadi habitat satwa dilindungi seperti rusa, harimau dan satwa yang lainnya.
EKO WIDIANTO