TEMPO Interaktif, Tokyo -Jepang meluncurkan dana segar bagi Afganistan sebanyak US $ 5 miliar, meski masih mempertimbangkan soal penghentian misi pengisian bahan bakar bagi kapal pasukan Amerika Serikat.
Namun Perdana Menteri Jepang Yukio Hayotama, Selasa (10/11) mengatakan pihaknya berencana tidak memperpanjang misi pengisian bahan bakar Jepang di Laut India, dalam misi mendukung pasukan AS di Afghanistan yang berakhir Januari. Misi itu juga dinilai beberapa anggota Partai Demokratik Jepang sebagai kejahatan terhadap konstitusi negara internasional.
Sementara para pejabat kenegaraan di Jepang menilai, penggelontoran dana bantuan bagi Afganistan tersebut tak akan mudah mengingat adanya misi pengisian bahan bakar tersebut.
"Misi pengisian bahan bakar dan pemberian bantuan US $ 5 miliar tersebut adalah isu terpisah," kata Menteri Luar Negeri Jepang Katsuya Okada. "Jepang menaruh empati bagi pendukungan non militer. Kita akan coba jelaskan prinsip kami itu agar dunia internasional memahaminya."
Jepang memaksa mengeluarkan dana bagi Afganistan tersebut meski anggaran negaranya tertekan. Menurut Okada, itulah komitmen tinggo negaranya bagi Afganistan.
Dana tersebut akan digelontorkan dalam lima tahun, dimulai pada akhir tahun ini. Dana tersebut diharap dapat membantu membangun proyek infrastruktur, pertanian dan meningkatkan kemampuan kepolisian Afganistan.
Sejak 2002, Tokyo telah menggelontorkan dana bagi Afganistan hingga sekitar US $2 miliar, termasuk membantu penyediaan gaji 80 ribu polisi Afghanistan selama enam bulan. Pada April tahun ini, Jepang juga menjanjikan dana bantuan untuk Pakistan sebesar US $ 1 miliar.
AP/ANGIOLA HARRY