TEMPO Interaktif, Semenanjung Kampar - Sekitar 50 orang aktivis Greenpeace yang mencoba bertahan di areal milik PT Riau Andalan Pulp and Paper di Teluk Pepadi, Semenanjung Kampar, Riau, dipaksa keluar oleh sekitar 20 orang karyawan perusahaan.
Aksi Greenpeace yang berlangsung sejak pagi pukul 06.00 harus menghadapi ancaman dari karyawan RAPP yang mengenakan seragam dan helm putih bertuliskan APRIL. Saat ini massa karyawan dan aktivis Greenpeace sedang berhadap-hadapan. "Kami dipaksa segera meninggalkan lokasi," kata Zamzami, salah seorang aktivis Greenpeace, di lokasi (12/11).
Para karyawan RAPP mulai hadir sekitar pukul 15.00. Mereka langsung mendatangi para aktivis yang mengikat dan merantai diri ke eskavator. Teriakan dan tarik-menarik antar karyawan dan aktivis Greenpeace membuat aktivis terlepas dari eskavator. Beberapa eskavator kini sudah mulai beroperasi.
Sejak terlepas dari eskavator, para aktivis hanya mengikat diri satu sama lain di bawah spanduk raksasa yang tadi dibentangkan. Hujan tidak membuat aktivis membubarkan diri.
Sekitar belasan polisi yang berada di lokasi tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya melihat aksi para karyawan RAPP. "Mereka tidak bisa mengendalikan karena jumlahnya yang sedikit," kata dia.
Saat ini negosiasi antara Greenpeace dengan manajemen perusahaan RAPP tengah berlangsung. Diperkirakan aksi akan segera diakhiri mengingat kekuatan karyawan RAPP yang memaksa dan mengancam akan membawa massa yang lebih besar.
Awal Oktober lalu Greenpeace membuka Kemah Pelindung Hutan di kawasan itu yang dipusatkan di Balai Adat untuk mengawasi langsung ancaman perusakan hutan di provinsi itu.
TITO SIANIPAR