TEMPO Interaktif, Sumenep - Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Madura, menemukan setidaknya satu hingga dua bayi dan anak bawah lima tahun penderita gizi buruk di tiap desa. "Ini berdasarkan sweeping timbang bayi yang kita lakukan," ungkap Kepala Dinkes Sumenep, Susianto, Jumat (13/11).
Menurut dia, temuan gizi buruk ini merata, mulai dari kota hingga desa terpencil di wilayah kepulauan Sumenep. Penyebabnya, kata dia, tidak melulu karena kekurangan asupan gizi, tapi juga disebabkan penyakit bawaan seperti inspeksi saluran pernafasan atas, tuberculosis, AIDS, bahkan penyakit jantung. "Mayoritasnya karena kemiskinan," ujarnya.
Dinas Kesehatan Sumenep mencatat hingga Oktober lalu, sudah 56 bayi dan balita gizi buruk yang ditemukan dan telah mendapat perawatan. "Sweeping timbang bayi itu akan terus kita lakukan," katanya.
Susianto menambahkan, berdasarkan peta kerawanan gizi buruk yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, di Sumenep sepanjang 2009 ini terdapat 1.400 balita yang rawan terkena gizi buruk. Prediksi ini didasarkan asumsi rendahnya pendapatan dan buruknya pengetahuan masyarakat tentang asupan gizi yang baik.
Meski belum terbukti, Susianto mengatakan, pihaknya telah menyiagakan seluruh puskesmas untuk lebih gencar melakukan timbang bayi ke desa-desa terpencil. "Bayi di Sumenep wajib ditimbang," tegasnya.
MUSTHOFA BISRI