Peringkat obligasi subordinasi I Tahun 2007 senilai Rp 1 triliun berjangka waktu 10 tahun yang dikeluarkan pada Januari 2008 di “A(idn).”
Menurut Associate Direktur group institusi keuangan Fitch Ratings, Humprey Tjia, peringkat Bank Mega mencerminkan kondisi keuangan perseroan yang cukup memuaskan.
“Meskipun kredit bermasalah mengalami peningkatan tapi hal itu dimitigasi oleh kondisi permodalan yang cukup kuat,” kata Tjia dalam siaran pers yang diterima Tempo di Jakarta hari ini.
Dia menambahkan, neraca bank juga menunjukkan kondisinya yang likuid dan profitabilitas tetap stabil, meskipun menghadapi situasi operasional yang diliputi ketidakpastian hingga semester I tahun 2009.
Kredit bermasalah (NPL) meningkat menjadi 2,0 persen pada Juni 2009 dari 1,2 persen di 2008, terutama disebabkan kenaikan kredit kurang lancar pada segmen kredit korporasi (92 persen dari kenaikan NPL).
Fitch mengemukakan, relatif terkonsentrasinya kredit Bank Mega menimbulkan tantangan dalam pengelolaannya, meskipun bank itu telah berupaya melakukan pemantauan dan restrukturisasi secara aktif untuk mengurangi dampak pemburukan kualitas kredit ini.
Kredit dalam perhatian khusus meningkat menjadi 7,6 persen pada Juni 2009 (2008 mencapai 3,9 persen), terutama disebabkan penurunan kualitas sebuah kredit korporasi yang juga berkontribusi terhadap peningkatan kredit direstrukturisasi menjadi 6,7 persen di akhir semester I 2009 (2008 mencapai 1,4 persen).
Menurut Tjia, kenaikan kredit dalam perhatian khusus dan kredit direstrukturisasi ini menambah risiko bank. Meskipun Fitch yakin risiko ini semakin berkurang, seiring makin membaiknya kondisi ekonomi Indonesia dan regional.
Pencadangan kerugian kredit bermasalah juga meningkat menjadi 101 persen di akhir September 2009 setelah turun menjadi 67 persen di Juni 2009.
Profitabilitas bank tetap stabil meskipun mengalami peningkatan biaya operasional akibat ekspansi infrastruktur cabang dan penambahan sumber daya manusia pendukungnya. Pendapatan bunga bersih meningkat ke 4,6 persen di Juni 2009 (2008 sebesar 4,4 persen), sebagian disumbangkan perbaikan komposisi dana pihak ketiga (DPK) dengan porsi giro dan tabungan yang berbiaya murah menjadi 47 persen dari total DPK (2008 sebesar 36 persen).
Stress test yang dilakukan Fitch mengindikasikan bahwa kemampuan laba Bank Mega memberikan perlindungan terhadap kenaikan biaya kredit sedikit di bawah rata-rata industri, meskipun hal ini dapat dikurangi dengan membaiknya posisi permodalan dengan rasio modal inti dan total modal mencapai 15,1 persen dan 19,3 persen di akhir semester I 2009.
“Kenaikan modal ini didukung oleh akumulasi laba, karena perusahaan tidak membagikan dividen di 2008 serta turunnya aset tertimbang menurut risiko karena berkurangnya nilai pinjaman yang diberikan,” kata Tjia.
GRACE S GANDHI